Minggu, 15 Februari 2015

Ibu Berdagang Lagi

Mulai saat ini setiap pagi aku disuguhkan dengan serunya jual beli. Dimana si pedagang  sedang asik menawarkan barang dagangannya yang dijual. Sedangkan si pembeli sedang asik memilah-milah barang yang akan dibawanya bertandang kerumah. Ekspresi mereka penuh semangat walau masih saja terselip rasa kantuk. Sudah terlihat dikantung mata mereka yang hitam. Jelas saja dipagi buta ini mereka saling bertaransaksi. Hanya untuk mencari rezeki dan sesuap sarapan pagi.

Si pedagang tersebut adalah ibuku sendiri. Beliau baru merintis jualannya pagi ini. Hanya makanan ringan pembuka pagi. Ya, hanya pembuat sarapan pagi bagi mereka yang tak sempat memasak dipagi hari. Biasanya disuguhkan untuk orang-orang tersayang yang ingin pergi bekerja atau sekolah. Dan Alhamdulillahnya dagangan ibuku laku keras. Mungkin rejeki dipagi hari. Yang kata orang bilang bangun pagi-pagi jangan sampai rejekinya dipatok ayam. Walaupun mitos namun wacana tersebut membuktikan kebenarannya. Terlihat dari wajah ibuku yang agak sumringah dagangannya terjual habis. Walau raut lelahnya masih sangat jelas terlihat.

Aku jadi ingat ketika kecil dulu. Ketika umurku beranjak yang ke 13 tahun. Sama seperti halnya hari ini, ibuku sempat berjualan. Dagangannya tak sama dengan saat ini. Ketika itu beliau membuat warung kecil-kecilan. Menyediakan dagangan anak-anak, ada juga sembako yang ditawarkannya. Aku yang masih duduk dibangku kelas 1SMP itu. Seperti tak tau akhlak yang baik. Setiap hari sebelum sekolah, aku selalu mengambil barang dagangan ibuku tanpa dia tau. Terkadang permen, chiki atau barang yang bisa aku makan. Tak tanggung-tanggung, aku bisa ambil 4-5 sekali jalan. Hingga akhirnya ibu menutup dagangannya yang tak dirasa cukup untuk memutarnya dari hasil yang dicapai. Aku merasa menyesal kalau mengingat itu. Sungguh amat menyesal.

Melihat masa lalu itu membuat aku tak bisa memaafkan diriku. Aku bertekat tak ingin mengulangnya kembali. Dan hari ini ibuku berjualan kembali. Aku hanya ingin menebus kesalahanku dimasa lampau. Setiap ibu menawarkan dagangannya untuk sarapan pagi. Aku selalu menolaknya mengingat dari alasan yang lalu. Dan semoga dagangan ibu kali ini bisa istiqomoh dalam jangka waktu yang lama. Dan pastinya tidak akan pernah aku mengulang kesalahanku itu. Karena cukup dulu saja aku durhaka. Sekarang waktuku mengemban amanah. Untuk membahagiakan ibu seutuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu adalah harapan masa depan ku, Sadapppp :D