Rabu, 28 Desember 2016

Pertanyaan Ini Untukmu

Hey wanita berkerudung yang selalu aku ingat wajahnya. Aku teramat berdosa jika selalu mengingat-ingat kamu. Parasmu yang tak pernah bisa aku lepas membuatku selalu mengharapkan kamu.

Sifatmu yang teramat acuh membuatku merasa takut berada di dekatmu. Padahal aku hanya ingin mengenalmu. Aku hanya ingin bercengkrama denganmu. Bercerita panjang lebar hingga kau bisa melupakan semua keluh kesahmu itu. Jadi tersenyumlah. Buat aku merasa tenang untuk menyapamu setiap waktu.

Sebenarnya aku ingin sekali memperjuangkan kamu. Memberanikan diri untuk mengajakmu kesuatu tempat yang indah. Yang ingin sekali kau lihat. Yang membuatmu merasa tenang dalam sepi. Agar tak ada lagi wajah kusutmu yang menakutkan itu. Aku hanya ingin melihatmu ceria setiap waktu. Karena hanya dengan senyum kamu aku bisa menjalani hidup ini dengan semangat. Jadi kebayangkan bagaimana jadinya bila aku tak melihatmu tersenyum ?

Bolehkan aku bertanya satu hal kepadamu. Yang mungkin menurutmu, pertanyaan ini bukanlah hal yang teramat penting. Apa boleh, aku masuk ke dalam kehidupan kamu ? Memani hari-hari kamu ? Mungkin aku bukanlah orang yang begitu sempurna dimatamu. Tapi percayalah, Aku akan selalu berusaha membahagiakan kamu. Menjadikan kamu prioritas utama di hidupku. Dan jika 'BOLEH' adalah jawabanmu atas pertanyaanku. Aku pastikan, Akulah orang yang paling sangat  beruntung sedunia saat ini.

Jumat, 23 Desember 2016

Sendiri

Perlu aku beritahu sedikit. Karena aku masih saja sendiri. Mendoakan diriku sendiri. Bermain dengan hujan. Menari dalam rintiknya. Menghadapkan wajahku pada awan, merasakan derasnya menyentuh wajahku. Tentunya sendiri.

Jika musim semi telah kembali lagi, beritakan padaku. Ku mulai dengan jaket tebalku. Aku hanya ingin melihat daun-daun yang berguguran dipelataran taman. Juga arah angin yang menyibak rambutku.  Sesaat sungguh memualkan. Tentunya untukku sendiri.

Saat malam hadir. Mataku tetap terjaga. Tak ada alasan untuk itu. Hanya otakku yang masih ingin terus bekerja. Aku heran, Sesunyi ini kau masih saja sibuk bekerja. Kau hanya membuatku menderita. Tak ada alasan untuk menjawab komentar yang aku deru sendiri. Karena sunyi memaksaku berteman dengan alam liar. Dan tentunya aku masih saja sendiri.

Harusnya kau mengerti kenapa aku sangat akrab dengan sepi. Tak ada ketenangan meski terpenjara seorang diri. Karena rindu itu begitu amat menyakiti. Jika hujan, semi, dan malam adalah saksiku. Mereka tak akan pernah bisa membuktikan apapun. Karena sampai kapanpun, kau telah asik masyuk menikmati hangatnya pelukan itu. Tanpa perlu tahu tentang aku. Tanpa perlu paham dengan penderitaanku. Oleh sebab itu aku masih saja terhukum sendiri. Untuk terus menanti.

Rabu, 16 November 2016

Untuk Perempuan Yang Ingin Sekali Aku Temui

Untuk perempuan yang ingin sekali aku temui. Kamu memang tak pernah berada disisiku. Namun nyatanya serindu ini aku kepadamu. Sesekali rindu itu menyiksaku. Mencabik perasaan yang sedari dulu menyerang hatiku. Kamu, tak pernah mengerti apa yang aku rasa. Biar saja aku yang rasa.

Sempat aku ingin mentiadakan kamu dipikiranku. Mencoba menyibukkan diri. Travelling kesana kemari. Bersenda gurau dengan teman-teman. Hingga keinginanku mencari seseorang yang lain. Semua sudah aku lakukan. Namun nyatanya aku belum juga bisa move on darimu. Karena kamu seperti candu. Setiap saat memabukkan ragaku. Yang semakin hari semakin tak bisa lepas dari bayang-bayangmu.

Kalau berkenan bolehkah aku bersikap egois. Aku ingin sekali memaksamu bertemu. Mencoba menunggumu dipinggir jalan tempat biasa kamu melewatinya setiap lepas pulang bekerja. Aku ingin berdiri menghadangmu. Agar kau berhenti sejenak. Hanya untuk sekedar menemuiku. Memandang wajah yang tak pernah sekalipun ingin kamu melihatnya. Aku ingin sekali egois. Memaksamu berhenti dan duduk sebentar bersamaku. Aku hanya ingin bercerita panjang, juga meluapkan perasaan yang belum sempat aku bicarakan padamu. Jika aku diperkenankan untuk egois. Aku ingin sekali memaksamu untuk mencintaku sama seperti yang aku rasakan.

Cinta boleh saja buta. Namun aku masih ingin dalam keadaan yang nalar. Tak ingin bertindak memaksa. Apalagi terhadapmu. Namun, rindu merubah itikat baik itu menjadi lebih buruk. Tujuanku hanya satu, kamu. Karena kamu, Aku jadi lebih memberanikan diri. Karena kamu, rindu itu masih terus menjalar didalam darah. Karena itu, aku mohon kepadamu sekarang. Hanya untuk sekedar bertemu. Tak sulit bagimu. Perkara kau suka atau tidak, aku tak pernah peduli. Tugasku hanya untuk meyakinkanmu. Dan rindu yang sedari tadi menghantui, setidaknya berkurang saat aku bisa berjumpa denganmu.

Senin, 31 Oktober 2016

Jika Aku Seorang Pendaki Gunung

Jika kamu mempertanyakan kepadaku tentang apa hobiku sekarang? Aku akan menjawab bahwa saat ini aku begitu sangat menyukai sebagai pendaki gunung. Aku suka memandangi alam liar disana. Aku suka menapaki perjalanan yang begitu berat. Karena semua itu adalah sebuah tantangan bagiku. Aku juga suka menghirup udara yang mengalir dihamparan bunga-bunga edelweiss. Bunga abadi itu membangkitkan semangatku. Sebagai bayaran kerja kerasku selama diperjalanan. Aku juga suka bernaung dibawah tenda yang kecil namun kokoh. Yang melindungiku dari kabut yang setiap saat siap datang untuk menghujam tubuhku. Aku begitu sangat menyukai suasana tersebut. 

Jika kamu pertanyakan tempat apa yang ingin aku datangi bersamamu? Aku akan mengajakmu kesana. Mendakilah denganku. Aku akan beri tahu pelajaran berharga kepadamu disini. Tentang alam yang liar namun menenangkan. Tentang dingin yang siap menghujammu. Namun tenanglah, ada aku yang selalu tepat didekatmu. Menjagamu hingga kita kembali untuk pulang. Jika kau merasa lelah, biarkan aku yang memakai tas carriermu yang begitu amat membebanimu. Karena bagiku, kamu yang terpenting dari semua perjalanan kita.

Jika kamu tak ingin mendaki bersamaku? Mungkin aku akan bersedih. Mungkin aku tak pernah bisa membayangi betapa romantisnya kita berdua saat memandangi malam yang penuh bintang tanpa sekat. Aku juga tak bisa mengenalkan kepadamu tentang bunga edelweiss. Bunga yang paling cantik sedunia menurutku. Namun tak mengapa bagiku. Kita bisa mengunjungi tempat yang lain. Kita bisa berdiskusi di derunya ombak. Memandang sunset. Dan bersenda gurau dengan pasir putihnya. Atau kita bisa melihat sejarah-sejarah dimasa lampau dari kokohnya bangunan-bangunan prasejarah yang tertinggal di negeri ini. Kita bisa mengulasnya bersama. Yang terpenting bagiku, aku bisa menjalaninya berdua denganmu. Hanya dengan kamu.

Namun, seandainya aku rindu dengan alam liar diatas sana. Beri aku kesempatan untuk menemui rinduku itu. Untuk sekedar melepas penat. Hanya untuk sekedar menyeduh kopi dan meneguknya di depan tenda yang aku dirikan. Melebur bersama pemandangan yang fantastis. Dan mulai menuliskan sajak-sajak sederhana untuk ku abadikan. Akan aku tulis namamu dalam selembar kertas khusus untukmu. Tak mengapa jika aku meng-alaykan diri. Yang terpenting aku tak akan membuang kertas tersebut disana. Akan aku bawa sampai bawah sebagai tanda bukti bahwa aku juga menjaga kelestarian alam. Setelah itu akan aku tunjukkan padamu. Agar kamu cemburu. Agar kamu merasa iri padaku. Karena tujuanku cuma satu. Mengajakmu kesana. Ikutlah denganku mendaki. Karena aku hanya ingin meneguk secangkir kopi hangat bersamamu. Juga memadukan indahnya alam liar dipuncak itu dengan senyum kamu.

Selasa, 18 Oktober 2016

Kamulah Praduga Yang Selalu Aku Harapkan

Mungkin saja ini hanya perasaan sesaat. Perasaan yang acap kali hadir. Tentang sebuah praduga yang belum pasti kebenarannya. Ya, kali ini aku hanya sedang menerka-nerka saja. Jangan kau anggap ini serius. Karena mungkin tebakanku kali ini meleset jauh dari apa yang aku perkirakan.

Aku hanyalah seorang pengira-ngira. Aku hanya terlalu percaya diri. Aku fikir kau mencintaiku. Aku memang terlalu berharap jauh di lubuk hatimu itu. Yang bisa saja kau mainkan berjuta-juta perasaan didalamnya. Tahukah kamu apa harapan terbesarku pada hatimu itu? Aku hanya berharap namaku ada dan melekat erat didalamnya. Tak banyak yang aku harap namun teramat sulit aku raih.

Ah sudahlah, jangan kau pikirkan tentang semua pradugaku terhadapmu. Siapapun yang ada di hatimu kini, pertahankanlah. Kejarlah selagi kau mampu. Setidaknya kau pernah berusaha untuk menaklukannya. Karena akupun sedang melakukan hal yang sama sepertimu. Mencoba menaklukan kamu. Karena sedikit banyak aku hanya ingin kau mengetahui semua usahaku. Semua hal yang ingin aku perbuat terhadapmu.

Jika aku sudah terlalu lancang mengatakan bahwa kau mencintaiku maka maafkanlah. Aku hanya ingin kau melupakan semua perkara ini dan kembali kepada aktifitasmu seperti biasa lagi. Anggap saja aku tak pernah membicarakan hal ini terhadapmu. Dan biarkan aku kembali menemanimu sebagai seorang teman layaknya seperti kemarin.

Namun jika ternyata dugaanku benar. Tolong jangan pernah kau bohongi hatimu. Biarkan hati kita berdamai dari praduga. Biarkan aku mengetahui semua perasaanmu itu. Agar kita sama-sama tau. Agar kita sama-sama paham bahwa kita telah saling mencinta. Karena menurutku, terasa amat begitu sakit jika saat sedang mencintai sendiri. Tanpa kamu yang sesungguhnya telah mencintaiku namun berdiam diri. Lalu pergi bersama luka kecil yang masih tersimpan di dalam hatimu.

Senin, 19 September 2016

Terima Kasih Untuk Waktumu Kemarin, Misroku.

Aku merasa senang telah mendengarmu lebih berbahagia sekarang. Wajahmu tak lagi berpanut pada lengan. Terpagu karena pahitnya patah hati. Aku senang karena kau telah menemukan seseorang yang tepat dengan mu. Seseorang yang akan selalu mengutamakan kamu sebagai prioritasnya.

Dulu aku pikir kita berjodoh. Karena kita pernah berada dalam satu doa yang sama. Dalam satu harapan yang sama. Bahkan temanku pernah berkomentar tentang wajah kita yang mirip. Karena sebagian orang bilang jika wajah mereka mirip bisa jadi berjodoh. Aku hanya bisa mejawabnya dengan senyum. Karena kini faktanya kau telah lebih dulu merasakan kebahagiaan itu tanpa aku.

Tak mengapakah jika aku mengungkit masa lalu kita. Karena bagiku cerita kita tak pernah bisa aku lupakan. Meski kita kini telah berada di jalan yang berbeda. Karena bagiku mengenang masalalu kita adalah sebuah proses pendewasaan untuk kita berdua. Sebagai pembelajaran untuk hubungan kita masing-masing. Karena dahulu kau spesial, dan masih menjadi seseorang yang spesial dalam cerita masalalu aku.

Aku mohon jangan pernah ceritakan tentang kita pada seseorang yang kini berada disampingmu. Biarkan ia menikmati masanya kini padamu. Dan aku harap kamupun harus melakukan hal yang sama padanya. Aku yakin bahagia akan selalu menyelimutimu. Bersama doa-doa kecil yang selalu menemani perjalanan kalian. Dan aku, hanya bisa berdoa untuk kebahagian kalian. Jangan hiraukan aku. Biar bagaimanapun aku akan melanjutkan perjalanan hidup ini dengan baik. Meski kali ini tanpamu.

Oh iya, aku ucapkan selamat ya atas pernikahan kalian. Atas janji suci sehidup semati. Seperti yang aku bilang tadi, sekarang nikmati kehidupanmu yang baru. Semoga kau menempuhnya dengan jutaan kebahagiaan yang selalu mengiringi. Aku hanya bisa menulis ini. Sebagai satu doa pengiring langkah baru yang akan kau hadapi. Meski aku tak pernah yakin kau ingin membacanya. Cukuplah kebahagiaanmu kini menjadi rasa syukurku pada Tuhan. Karena aku telah tenang melepasmu dan menyerahkan sepenuhnya kebahagiaanmu pada ia yang kau pilih. Sebab itu berjanjilah padaku untuk kembali tersenyum.

Terima kasih untuk waktumu kemarin. Untuk kisah lama yang masih saja aku kenang. untuk sebuah perjalanan yang tak terlupakan. Wanita yang paling tangguh. Terima kasih untuk semuanya. Misroku.

dari aku, Combro.

Senin, 29 Agustus 2016

Jangan Berlarut Dalam Patah Hati

Ada yang hilang dari hari-hariku. Ini bukan soal terbiasa. Ini soal hati yang tak pernah bisa terbuka. Yang masih aku penjarakan sampai waktu yang tak ditentukan. 

Perihal rasa yang tiba-tiba saja datang lalu menghilang. Yang kemarin terlalu asik aku nikmati sekarang sudah menjadi kenangan lawas yang masih terus teringat. Entah kenapa soal rasa itu terlalu rumit. Membuat orang sering tak berfikir dengan logika. Bukan hanya itu saja, perasaan seseorang bisa saja menyiksa orang itu sendiri. Hingga tak pernah bisa membedakan tentang sebuah rasa dengan hati yang terluka.

Cinta memang tak pernah bisa dipaksakan. Meski cinta harus diperjuangkan seutuhnya. Namun balik lagi ke awal cerita kalau rasa tak pernah bisa dipaksa. Mungkin karena tiba-tiba saja hilang dan padam. Meski aku tak bisa mengetahui apa sebabnya. Lalu hanya patah hati yang mejadi payung hati dan rasa kecewa yang besar. 

Jika itu terjadi, jika aku telah melakukan kesalahan tersebut. Aku hanya ingin memohon beribu maaf. Yang tak luput dari salah. Yang tak lepas dari rasa tamak yang tinggi. Kembalikanlah hari-harimu lebih ceria. Dengan cinta baru yang mulai kau tata ulang. Beri sedikit ruang pada seseorang yang lain. Pada harapan-harapan baru yang ingin kau gantungkan mimpimu padanya. Setelah itu kau harus bahagia. Harus menjadi manusia yang lebih mengenal cinta.

Jangan hanya karena patah hati membuatmu hilang arah. Menjadikan hidupmu tak berwarna. Ingatlah hidup tak harus soal cinta. Tak mesti memikirkan luka yang membekas lama. Karena hidupmu masih terus berjalan. Didepan sana sudah menanti seseorang yang siap memegang tanganmu. Membawamu ketempat yang indah. Menjadikanmu manusia yang sempurna. Dan pastinya dia akan merubah patah hati yang kau derita menjadi surga dalam jiwa.

Rabu, 10 Agustus 2016

The Man Who Can't Be Moved


Hingga saat ini pria itu masih sulit merubah hati. Sampai saat ini pula perasaannya masih tetap sama. Masih ingin bersandar pada kisah lama. Yang sesaat saja hilang kau bawa pergi.

Entah pria itu merasa begitu sulit melupakanmu. Atau pria itu terlalu lemah tanpamu. Dia masih ingin selalu menantimu ditempat saat pertama kali ia berjumpa denganmu. Dengan segenggam bunga yang tak sempat ia berikan. Yang tak sempat pula ia perjuangkan atas semua perasaannya.

Kini pria itu tampil begitu lusuh. Dengan wajah amat kecewanya yang kusam. Sesekali lirihnya terdengar namamu. Terucap tulus tanpa canggung. Dia mulai mencintaimu. Setelah lama mencari. Sekarang yang dilakukannya hanyalah menunggu. Berharap kau membuka kembali lembar-lembar kisah manis itu. Tentangmu dengan pria yang sedari dulu menunggumu.

Pria itu mengharapkan kau kembali mengisi ruang kosong yang hilang. Dia tak pernah bisa lepas dari gundahnya. The man who can't be moved. Kisah malangnya memanggil-manggil namamu. Pria itu memohon untuk kau kembali. Sekedar memberi mimpi yang sempat terhenti. Pria itu selalu berbisik untuk bisa membawamu pergi ke negeri capucino kesukaanmu. Kembalilah pada pria itu. Dia ingin bersamamu lebih lama lagi. Dan bercerita lagi tentang sebuah mimpi.

Sebab, kini pria itu tak terbiasa tanpa kamu. pria itu yang selalu ingin mengejar mimpinya bersamamu. Pria itu yang mulai jatuh hati kepadamu. Dan pria itu adalah aku. Yang sedikit banyak telah kau lupakan. Yang tak pernah lagi kau rindukan.

I'm Not Moving.....

Selasa, 09 Agustus 2016

Rindu Pada Gadis Kecil Penyejuk Malam

Gadis kecil sedang berkembang
Menuai hasil rindu yang belum juga padam
Kini kau menukaskan senyum dengan lepas
Karena lelaki yang berada tepat disampingmu kini telah berhasil membuatku patah hati kembali

Kesalahan masalalu itu memang masih menyisakan pelik
Meski masih saja ingin aku buka kembali lembar-lembar kusamnya

Tak mungkin
Aku menolak
Hatiku terus berteriak

Aku hanya mengulas kisah itu
Bukan bermaksud merebut lagi

Meski ingin...
Aku tak pernah tega untuk melukaimu kembali

Maafkan semua khilafku

Wahai penyejuk malamku...

Jumat, 05 Agustus 2016

Sedikit Banyak Aku Telah Kehilangan Kamu

Sedikit banyak aku telah kehilangan kamu. Kehilangan semua hal manis tentang kita. Tentang semua obrolan-obrolan yang selalu kita rindukan. Memang sudah sewajarnya semua yang datang pasti akan kembali hilang. Entah begitu juga dengan kamu. Belum lama kita bertemu. Bahkan hanya seumur jagung. Namun kisah kita harus terhenti sampai disini saja. Sungguh hal yang paling aku sayangkan.

Aku tak pernah menyalahkan apapun. Meski aku masih saja benci tentang sulitnya kau untuk aku temui. Padahal aku hanya ingin mengenalmu. Mungkin karena kita bertemu hanya sebagai seseorang yang asing. Oleh sebab itu kamu masih merasa belum benar-benar tepat untuk bisa aku temui. Terkadang aku selalu menyalahkan diriku sediri. Aku terlalu mengulur-ulur waktuku. Tak pernah memanfaatkan waktu. Disaat kamu mulai membuka sedikit ruang untukku. Disaat kamu ingin membagi kisah tentang kehidupan kamu. Namun aku terlalu bodoh untuk tidak memanfaatkan itu. Untuk bisa selalu dekat denganmu.

Bukan maksudku ingin melukaimu. Bahkan aku tak pernah bisa melakukan itu sampai kapanpun. Karena bagaimana mungkin aku melukai orang yang jelas-jelas hatinya aku harapkan. Hal yang mustahil jika aku berniat untuk benar-benar melukaimu. Namun jika memang kamu telah benar-benar terluka olehku. Aku hanya bisa mengatakan beribu-ribu  maaf padamu. Maaf yang sedalam-dalamnya dari lubuk hati ini. Karena aku yakin dan dapat ku pastikan semua hanya salah paham. Atau mungkin karena kekhilafan yang tak pernah aku sengaja. Jika itu benar aku mohon maaafkanlah aku.

Memang ada hal yang tak sepatutnya kita paksakan. Meski sejujurnya ada fase dimana aku benar-benar ingin memilikimu. Namun aku sadar, bahwa semua yang terjadi memang sudah ada yang mengatur. Ada Mahaperencana yang lebih besar dan kuat dalam mengatur semua kehidupan kita. Jika kelak Dia menghendaki kita tak bisa bersama, aku tak bisa berbuat apa-apa. Dan mungkin kisah kitapun telah diatur sebaik mungkin olehNya. Dan kali ini aku hanya bisa berbuat satu hal. Yaitu mencantumkan namamu dalam setiap doa-doaku. Karena hanya doa yang bisa merubah takdir. Meski aku harus pasrah bahwa saat ini, sedikit banyak aku telah kehilangan kamu.

Rabu, 03 Agustus 2016

Beri Aku Kesempatan Untuk Dekat Denganmu

Kamu sungguh membuatku gila. Hampir setiap saat aku menerawang tentang kamu. Tak putus aku selalu memikirkannya. Hingga sungguh benar-benar aku telah gila. Sedikit banyak kamu merubah jarak pandangku. Memacu seluruh keinginanku untuk menamaimu sebagai rindu. Rindu yang setiap saat menghangatkan hati.

Sifat acuh itu yang membuatku semakin penasaran. Yang membuat gilaku makin menjadi-jadi. Entah perasaan apa yang telahku derita. Sakitnya semakin membabi buta. Mengakar hingga ke pembuluh darah. Mengalir naik hingga ke otak. Itulah sebabnya mengapa gilaku kini makin menjadi-jadi. Gila yang cukup membuatku sesak merinduimu.

Aku tak mengapa. Aku hanya tak ingin kau terluka atau merasa terbebani olehku. Aku hanya selalu merasa seperti parasit yang terus menempel pekat dihidupmu. Padahal kamu tak pernah terfikir untuk mengharapkan aku hadir dalam hidupmu. Itu alasannya kenapa tidurku selalu larut malam. Itu juga alasannya kenapa aku tak pernah lagi fokus pada pekerjaan. Selalu merasa bersalah telah mengganggu kehidupan kamu. Meski aku sudah amat terlalu sering ditolak oleh wanita. Entah kenapa aku ingin dan ingin lagi meneriakkan kamu dalam sepi. Menaruh namamu dalam hati. Menjadikan kamu subjek yang aku tulis setiap hari.

Yang paling aku benci darimu adalah kenapa aku tak pernah diberi kesempatan untuk bisa menemuimu. Untuk bisa menatap keindahan yang nyata darimu. Sesungguhnya aku tak ingin menyerah. Hanya saja sifatmu yang selalu membuatku untuk mengangkat tangan tinggi-tinggi. Namun justru jika aku mengingatmu kembali. Harapan itu kembali bangkit. Menyemangatkanku untuk selalu tak menyerah. Sampai kamu mengatakan hal yang sama kembali padaku bahwa tidak akan pernah ada kesempatan itu sampai kapanpun. Aku tak ingin lemah, namun aku selalu merasa kalah.

Tolong beri aku kesempatan sedikit saja. Aku yakin, aku bisa membahagiakan kamu seutuhnya. Simpan janjiku dikeningmu. Karena membuatmu tersenyum bahagia itu adalah tugas terberat yang pernah aku jalani. Jadi aku mohon, jangan beri tugas yang lebih berat lagi dari ini. Bukannya aku tak sanggup, aku hanya tak bisa membiarkanmu bersanding dengan orang lain yang tak pernah tepat buatmu. Dan aku akan meyakinkan lagi kepadamu. Jika kau berada disampingku kelak, aku akan mewarnai hidupmu dari hal-hal yang biasa namun sungguh amat berarti lebih dari dari apapun. 

Jadi, berilah kesempatan padaku.

Jumat, 22 Juli 2016

Aku Tak Seindah Itu

gg
http://hdqwalls.com/download/2048x1152/alone-man-with-umbrella

Jangan pernah melihat aku hanya dari sisi baik. Jangan kau berfikir tak pernah ada cacat pada hidupku. Ini hanya topeng yang aku buat. Hanya pencitraanku saja. Semua kebaikan yang aku buat hanya ingin membuat orang tersenyum dan takjub. Begitu pula denganmu. Aku hanya ingin berpura-pura sebaik mungkin. Hanya untuk memastikan kau tertarik.

Aku tak pernah seindah yang kau harap. Aku tak seperti yang terbayang dalam benakmu. Sekali lagi aku katakan, aku bukanlah lelaki baik. Karena cintaku tak semurni yang kau banggakan. Karena hatiku mungkin telah bercabang. Sesekali aku ingat dirimu. Sesekali aku lupa diri.

Meski kadang aku menginginkan kamu. Terkadang aku juga ingin melepasmu. Aku yang terlalu naif dalam ego yang selalu aku buat. Dan kau yang masih saja percaya. Yang masih terus kau berikan hatimu seutuhnya. Karena mungkin lebih baik kau tinggalkan aku. Dan mulai berfikir ulang tentang masa depanmu yang lebih baik dibanding aku.

Jika nanti kau telah benar-benar menggantikan aku dengan seseorang yang lain. Aku hanya ingin meminta satu hal padamu. Meski aku tak sebaik dia. Meski aku sering melukai perasaanmu. Tinggalkan aku sekarang. Bebaskan hatimu dari belenggu. Tapi aku mohon maafkan aku bidadariku. Maafkan aku yang telah memainkan perasaanmu selama ini. Karena, aku tak pernah seindah itu.


Terinspirasi dari lagu :
Aku Tak Seindah Itu By The Rain

Senin, 27 Juni 2016

Tentang Keraguan

Aku memang bukan seseorang yang pantas untukmu. Aku juga bukan orang yang selalu bisa kau percayai. Jujur aku akui meengerti dirimu memang begitu teramat sulit. Sesulit mempercayai mentari yang bakal hadir dimalam hari. Namun jika seandainya kau masih saja ingin denganku, aku tak akan pernah  menolak itu. Hanya saja aku terlalu takut tak bisa membahagiakan kamu. Aku hanya takut tak bisa memberikan kamu kehidupan yang baik. Karena sesungguhnya aku bukanlah seseorang yang sulit kamu harapkan.

Mungkin kekuranganku ini yang membuatmu selalu merasa ragu. Membuatmu tak pernah yakin tentang masa depanmu bersamaku. Aku tak bisa menyalahkan tentang apa yang telah kau pikirkan. Bahkan aku wajib memahaminya. Sesekali aku merasa tak pernah begitu pantas berada disampingmu. Menjadikan kamu  sebagai something special dalam hidupku. Namun keyakinanku masih menyisakan pelik. Memberikan sejumlah tanya yang tak pernah bisa aku menjawabnya.

Aku sungguh bingung, sebingung aku ingin menuliskan apa tentangmu kini. Aku tak pernah ragu namun aku tak pernah merasa pantas bersamamu. Aku selalu ingin denganmu namun aku tak pernah siap jika nanti kau mengetahui semua keburukanku yang tak pernah kau ketahui. aku hanya takut kamu tak bisa memafkannya. Meski aku telah merasa nyaman denganmu. Meski aku telah begitu ingin memilihmu. Sejauh itu pula aku yakin dengan apa yang selalu kau pikirkan padaku. Tentang keraguan.

Tak mengapa bagiku. Tak mengapa jika itu menjadi keputusanmu yang terbaik. Karena ini adalah hidupmu. Pilihkan dirimu sesuai dengan yang kau impikan. Kamu wanita baik, yang tak mungkin disandingkan dengan pria seburuk aku. Raih impianmu setinggi-tingginya. Aku hanya ingin melihatmu dari kejauhan. Melihatmu berhasil dan bangga dengan semua prestasi yang kau raih. Karena saat itu aku sedang melihat senyum kamu yang telah mengembang pesat. Seperti melihat bidadari cantik yang sedang mengepakkan sayapnya. Yang sedikitpun tak ada lagi rasa sedih karena ragu untuk dicintai. Dan pada saat itu pula, doaku menyertaimu dibalik pandanganku yang tersembunyi dari kejauhan yang tak pernah kau ketahui keberadaannya.

Senin, 13 Juni 2016

Hanya Penyeka Luka Sementara

Aku ingin selalu ada didekatmu. Ingin terus menerus memandangmu. Ketentraman pasti selalu menyelimutiku. Entah kenapa. Kamu layaknya penyejuk dari kemarahanku. Kamu juga seperti obat dari setiap luka. Dan Kamu pula sebagai penawar gundah dari rasa lelah yang aku derita. 

Ada hal lucu yang ingin selalu aku lontarkan padamu. Pasti kau ingin mendengarnya meski tak ada keyakinan dari raut wajahmu itu. Tapi tenang saja, aku mahir membuat orang tertawa. Bahkan hingga sampai terpingkal-pingkal. Kau hanya perlu duduk yang manis dan menawarkan senyum khas dari wajah ayu mu itu. Harapanku sih semoga kamu bisa merasa lebih bahagia dari kemarin. Lebih bisa melepaskan semua beban yang kau simpan rapat-rapat dari siapapun termasuk aku. Tapi jangan salah. Aku melakukannya bukan tanpa pamrih. Karena apa yang aku inginkan ada bayaran yang setimpal darimu. Bukannya aku terlalu egois. Aku hanya ingin kita sama-sama tak dirugikan. Aku juga tak ingin bayaran yang terlalu tinggi darimu. Hanya cukup dengan senyum kamu yang ingin selalu aku lihat saat aku melontarkan hal lucu padamu. Kita impas bukan.

Rasanya aku ingin berlama-lama berada didekatmu. Senyummu itu yang membuatku tak bisa melupakan kamu. Seperti selalu berada dipikiran. Aku memang tak pernah tahu tentang keikhlasan dari arti senyum yang kau berikan. Namun ketika kau mulai tersenyum, saat itulah aku memiliki arti hidup. Karena bagiku pemberian darimu itu sudah lebih dari cukup. Semoga sang waktu lupa akan tugasnya. Hingga membiarkanku berlama-lama denganmu.

Biar bagaimanapun juga aku tak bisa merantaimu. Membiarkanmu bermain dengan leluconku yang semakin dangkal itu. Pastinya kamu akan merasa semakin bosan. Dan pergi begitu saja tanpa pamit hanya untuk mencari lelucon yang lain. Seseorang yang jauh lebih asik dariku. Mungkin aku hanya persinggahan sementara bagimu. Penyeka lukamu yang telah hilang dan terus berlalu. Biar bagaimanapun, Aku akan terus menunggumu disini. Dengan lelucon yang sama. Hingga kamu sadar. Bahwa akulah seseorang yang kamu cari. Seseorang yang akan selalu menghargai senyum dalam lukamu.

Jumat, 10 Juni 2016

Tentang Seberapa Bodohnya Harapan Ini

Masih terlalu dini untuk mengajakmu berkomitmen. Menjadikan kamu orang yang spesial di hidupku. Apalah aku. Aku hanya sesinggahan sementara kamu, yang sewaktu-waktu bisa kau tinggal kapan saja. Aku hanya sepatah kata dari rentetan novel yang kau buat. Hampir tak berarti, hampir tak ada celah untuk bisa kau singgah sementara dihatiku. Kamu memang menorehkan perasaan padaku. Melahirkan cinta yang begitu menggebu. Cinta yang mungkin saat ini sulit untuk bisa dipadamkan.

Apa kamu tau, betapa gemetarnya tanganku ketika pesan itu masuk. Ya, karena pesan singkat yang kau tuliskan untukku memang membuat hatiku begitu amat senang hingga bergemuruh. Dilanjut dengan gemetarnya tanganku. Aku hanya takut jika aku salah membalas pesan singkatmu itu. Aku hanya takut kau marah. Dan kembali lagi pada jutekmu yang amat sangat menyebalkan itu. Aku sudah terlalu hafal. Karena begitu sulitnya kamu untuk bisa aku selami. Membuat aku semakin ingin begitu mengenal kamu lebih dekat lagi.

Aku cukup sadar diri bahwa memang kamu begitu sulit untuk aku maknai. Bahkan aku sempat menyerah. Melambaikan tangan pada kenyataan karena sifatmu yang tak kunjung bisa aku taklukan. Bukan maksud aku ingin melukaimu untuk yang kesekian kali. Sumpah aku tak pernah bermaksud buruk padamu. Tapi percayalah, Karena kamu telah benar-benar berada dipikiranku. Berada dalam bayang-bayang kehidupan aku. Bahkan aku mulai merindukan kekonyolan yang selalu kau lontarkan padaku. Entah perasaan apa yang telah aku cerna sekarang. Dan memang benar kamulah penyebab kekacauan di tubuhku ini.

Sampai saat ini aku hanya ingin terus bersamamu. Menikmati kekonyolan-kekonyolan yang kita buat. Menikmati setiap pesan demi pesan yang masuk. Hingga waktu yang menjawab. Hingga kau benar-benar yakin bahwa ada aku yang ingin selalu menemani hidupmu hingga nanti. atau malah membuangku jauh-jauh. Karena harapanku tehadapmu amatlah tinggi. Meski aku paham betul konsekuensinya jika kau tak lagi memintaku untuk menemanimu. Perasaanmu yang sulit sekali aku tebak membuaatku selalu menerka-nerka. Meski begitu, aku tak akan pernah menyesal jika kau tak lagi ingin aku temani. Karena, tugasku saat ini adalah, menemani dirimu selagi kamu ingin aku temani. Hingga kau merasa bosan. Hingga aku benar-benar mengerti tentang seberapa bodohnya harapan yang aku miliki ini.

Jumat, 27 Mei 2016

Aku Telah Menamaimu "Rindu Yang Tak Sampai"

Entah seberapa lama lagi aku merindukan kamu. Mungkin separuh hatiku sudah terhimpit namamu. Setengahnya lagi aku tak bisa pastikan kapan aku mendapatkannya. Karena rindu ini seperti penyakit yang bertubi-tubi menyerang kelemahanku. Ya, karena aku lemah karena cinta yang sesaat saja bisa hilang darimu. Dari hati yang terlalu mudah dibolak-balikkan kapan saja.

Meski rindu ini masih saja menyiksa sebagian kehidupanku. Meski sesaknya begitu amat menyakitkan. Namun aku tak pernah sedikitpun takut untuk kehilanganmu. Karena cinta tak akan pernah bisa dipaksa. Sejauh apapun aku berharap. Sekuat apapun aku berjuang. Hasilnya akan tetap saja sama. Buatku tak mengapa. Karena hanya dengan mencitaimu saja bagiku itu sudah lebih dari cukup. Hanya dengan mengenalmu saja, anugerah itu sudah tercipta manis. Meski hanya sesaat.

Kamu harus paham satu hal. Bahwa harapan yang aku bawa ini masih tetap mewangi. Masih saja mendebarkan disetiap kemuramanku. Disela-sela rindu yang pekat. Tentang kamu. Tentang wanita yang telah singgah sesaat lalu pergi tanpa pamit. Bila malam telah hadir. Sesekali aku menuliskan tentang rindu yang selalu datang disaat yang tak pernah tepat.

Akan aku benamkan cerita ini dalam kenangan. Kita tak akan pernah ada tanpa kenangan. Setialah pada hati. Karena hati tak akan pernah salah. Sedalam-dalamnya ia menyimpan, Sejauh itu pula kau sakiti hatimu dengan rindu. Sebab inilah aku ingin sekali menamaimu sebagai rindu yang tak sampai. Yang kapanpun bisa kau panggil kembali. Saat namaku Hadir lagi untuk kesekian kali dihatimu.

Rabu, 13 April 2016

Perempuan Hujan


Sering aku dengar dari mereka. Tentang perempuan hujan. Tentang seseorang yang bersembunyi dibalik jendela itu. Mendengarkan alunan rintiknya. Bercerita bersama mendung. Saat awan yang tak lagi terlihat. Mencari-cari senyum yang tak lagi nampak. Sesekali matanya pun tak luput menderas. Merenungkan semua yang terjadi.

Buatku tak mengapa. Biarkan hujan menyapa sendumu itu. Menemani kelut kesah yang tak kunjung padam. Karena hujan deras yang datang melalui sela-sela jendela kamarmu itu menenangkan. Hujan yang membasahi pelataran menyibakkan aroma yang khas. Aroma kesedihan yang telah berhasil terluapkan. Juga dengan jendela yang terlanjur berembun. Yang sesekali kau gores perlahan membentuk sebuah nama yang tak asing untuk kau eja.

Perempuan hujan yang menyibakkan payungnya di pelataran kios-kios lusuh. Menebarkan rindu yang dalam. Mengembalikan pandangan pada masa-masa silam. Tentang cinta yang sering terganjal. Tentang rasa yang terkucilkan. Perempuan hujan masih tetap bertahan dengan senyumnya yang setengah palsu. Payung yang ia pakai sedari tadi tak menghalangi laju pikirnya dimasa lalu. Menanti hadirnya harapan-harapan esok yang lebih baik. Harapan kepada seseorang yang dinantinya diujung jalan.

Perempuan hujan, Kau kesempurnaan yang Tuhan anugerahkan kepada kami. Kau terlihat murung. Namun pastinya kau masih menyisakan perumpamaan yang paling romantis. Menghadirkan cinta yang lebih otentik. Diantara rintik air  yang penuh drama. Semoga kau bisa mendapatkan sesuatu yang kau harapkan kelak. Karena doa yang kau panjatkan di dalam hujan yang deras akan merubah segalanya menjadi lebih indah. Kau lah perempuan hujan yang sekuat hati meski masih saja selalu tersakiti. Bertahanlah dan tetaplah menjadi perempuan hujan yang selalu dinanti bumi.

Rabu, 06 April 2016

Secuil Sepi Pencipta Gadis Yang Tangguh

Ini surat pertama yang aku buat. Jangan Kau tanyakan untuk siapa. Jangan kau perkarakan buruknya. Karena aku pastikan semua tulisan ini aku tujukan padamu. Tentang Rindu yang selama ini sempat hilang. Tentang masa-masa dimana kita masih bersama dulu. Tentang tulisan secuil sepi yang kau goreskan dengan begitu lirih.

Kamu pasti sedih, Kamu pasti sangat amat kecewa padaku. Setelah sekian lama aku menghilang. Dan sekian lama itu pula aku sedang mencari mimpi lain diluar sana. Aku tahu kamu pasti selalu ingin mempertanyakan dengan siapa aku kini. Siapa yang saat ini sedang berdiri tepat disebelahku. Dan pasti itu adalah salah satu hal yang paling membuatmu kecewa kepadaku.

Aku terenyuh membaca semua karya ciptamu. Hingga rindu mengelilingi seluruh pundakku kembali. Begitu dramatis, seperti begitu jauh dari bayanganku menerawang tentang si penyuka loly. Dahulu kau periang. Wanita galak yang membuatku tesenyum setiap malam. Kini, Kamu hanya seorang wanita kecil yang selalu bersitegang dengan rindu. Bergelut dengan perasaan yang begitu dalam. Dan berteman dengan "Secuil Sepi" seperti tulisan yang kau utarakan itu. Maaf karena aku kau merasakan semuanya. Sekali lagi aku mohon maaf kepadamu.

Hey, Gadis penyuka loly yang dahulu aku kenal. Sesekali rinduilah aku sebagai masalalumu yang silam. Menangislah sekuat mungkin. Setelah itu beranjaklah. Berdirilah dari pembaringanmu ditengah belukar berduri. Semua itu akan menyakitkanmu berlarut-larut. Aku tak ingin kamu jatuh dan terluka terus-menerus. Aku ingin kamu bangkit dari semuanya. Karena aku percaya kamu orang yang amat tangguh. Jalanilah dengan tenang. Suatu saat nanti, Akan ada seseorang yang hadir menemanimu dalam suka dan duka. Tentunya ia lebih baik dari aku. Percayalah, Meski aku terlihat begitu baik-baik saja. dibalik itu aku mengagumi semua kekuatan yang kau punya. Terima kasih, Karena kau pernah menjadi bagian dihidupku. Hingga menjadi bagian di secuil sepimu kini.

Senin, 14 Maret 2016

Aku Ingin Menyapamu " Sayang "

Kemarin, aku mungkin sedang asik dengan duniaku sendiri. Kemarin, mungkin aku juga terlalu sibuk dengan keadaan. Padahal setahuku kau masih sedang berhenti tepat di ujung jalan menunggu aku. Mencari-cari yang ingin kau miliki hatinya. Mencari cinta yang sekilas menyiksa. Kau juga masih menyisakan satu tempat yang nyaman untuk bisa aku singgahi. Kau begitu setia tanpa lelah, tanpa mengharap lebih meski hatimu meratap. Menderita demi cinta yang kau jaga.

 Aku tak pernah menyangka kau bisa seperti ini. Aku juga tak ingin membuatmu menanggung beban yang begitu lama lagi. Beban yang terus menusuk ruang rindumu yang terdalam. Beban yang memang aku saja yang bisa mengobati semua. Maafkan atas semua kesibukan aku. Atas kelalaianku hingga kau terkatung-katung dalam rindu. Rindu yang begitu ganas mencabik perasaanmu setiap malam.

Kamu masih ingat waktu kita pernah berjalam dalam satu lintasan yang sama. Kamu ingat waktu kita berganti pesan facebook untuk saling mencaci. Kamu harus tau satu hal dariku. Semenjak aku mengenalmu kala itu, aku telah jatuh cinta kepadamu. Aku masih ingin selalu bersamamu dalam satu lintasan yang sama. Aku juga masih ingin mengirim pesan hangat meski aku sering mencelamu. Aku rindu itu seperti kau yang terus menerus merinduiku. Masih sama, masih seperti sedia kala. Dan rindu itu akan terus bersemayam bersama tubuhku yang mulai lelah.

Hei kamu. Kamu yang selalu merindukan aku disana. Bolehkah aku memanggil satu ungkapan terhadapmu. Jika diperkenankan ini akan menjadi tulisan paling indah bagiku. Karena aku ingin menyebutmu dengan satu sapaan mesra, "Sayang". Bertahanlah sayang. Bertahan sebentar lagi. Hingga nanti, hingga kau akan aku persunting didepan kedua orang tuamu nanti. Dan aku yakin, akan ada yang memanggilmu sayang disetiap menjelang malam dan datangnya pagi hari. Karena aku tak ingin lupa, bahwasannya rindu kita yang menyakitkan saat ini. Akan aku ganti dengan kata romantis setiap hari. Hanya untukmu, sayangku.

Kamis, 25 Februari 2016

Bertahanlah, Sampai Waktu Yang Akan Membunuh Rindu Kita Nanti

Maaf jika aku masih sering mengabaikan kamu. Aku masih saja terus berkutat dengan waktuku sendiri. Berkutat dengan kesibukan yang aku hadapi sendiri. Padahal kamu terus saja mengharapkan perhatian dariku. Sesekali kamu menyinggung tentang betapa begitu dinginnya diriku. Perasaan yang selalu saja kamu tunggu-tunggu. Perasaan rindu yang tiap kali memanggilmu hanya sekedar ingin bercengkrama denganku. Maaf jika hal itu masih belum bisa tercipta. Maaf juga jika penantianmu ini masih harus berjalan lebih lama lagi.

Sesungguhnya aku tak ingin membuatmu seperti ini. Aku juga tak ingin mengulur-ulur waktu lebih lama lagi. Bahkan aku ingin secepatnya bisa bersamamu. Aku juga sangat-sangat berharap kita bisa dipertemukan menjadi sepasang kekasih yang telah selama ini tak jua berjumpa. Aku hanya bisa menuntunmu untuk bersabar. Karena waktu yang akan menjawabnya. Karena cinta yang dalam tercipta dari satu rindu yang begitu teramat sangat. 

Memang benar menunggu adalah satu hal yang paling menjenuhkan. Aku paham tentang apa yang kamu tunggu-tunggu dariku. Apa yang selalu kamu harapkan dari aku. Bukan maksudku untung menggantungkan kamu saat ini. Hanya saja aku hanya ingin menuntunmu masuk kedalam waktu yang tepat. Karena disini aku juga masih terus memperjuangkan kamu. Sekuat tenagaku untuk sebisa mungkin membunuh rindu yang telah lama tertanam. Mengertilah, Semua ini butuh proses dan waktu. Tugasmu kali ini hanyalah berdoa dan tetap menunggu.

Tetaplah pada satu hati. Tetaplah menjadikan aku seseorang yang selalu mewarnai kerinduanmu. Disini, aku juga masih berada disudut yang sama. Aku masih menamaimu sebagai cinta didalam hatiku. Kamu masih jadi primadona cantik yang sedang kunanti-nanti. Bertahanlah sebentar saja. Sedikit lagi sampai saat-saat yang akan kita nantikan tiba. Meskipun aku tak pernah bisa menjanjikan apapun kepadamu. Tapi percayalah, Jika aku telah menjadi yang halal bagimu nanti. Aku akan membawamu kesuatu tempat yang indah. Hanya kita berdua saja. Meluapkan semua rindu yang telah selama ini bersandar mesrah seenaknya didinding-dinding hati kita.

Selasa, 19 Januari 2016

Jangan Lelah Menunggu Hingga Diujung Doa-Doa Kita

Jangan lelah menunggu. Jangan kecewa bila aku tak sesekali mengabarimu. Ketahuilah, bahwasannya saat ini aku masih terus memperjuangkan kamu. Masih berada disatu sisi kehidupan kamu. Meski kamu tak pernah memahami maksudku. Karena aku memang sungguh amat terlalu acuh tak acuh padamu. Biarkanlah sesaat aku menjadi lelaki yang ingin mencari cari kamu hingga titik terakhir. Hingga sampai berada diujung doa-doa kita.

Jodoh memanglah sebuah misteri. Jodoh adalah salah satu hal yang tak pernah bisa kita pahami. Karena hanya Tuhanlah yang menentukan semua. Begitu juga aku dengan kamu. Kita memang selalu berharap untuk bisa bersama mengarungi dunia ini dengan seiya dan sekata. Namun pahamilah, Sang Pencipta semesta masih menyembunyikan seseorang yang akan menemani kamu nanti, Begitu juga aku. Karena itu aku tak akan bisa memastikan untuk bisa memiliki kamu seutuhnya. Aku hanya sedang memperbaiki diri untuk bisa memantaskan diri menjadi pendampingmu.

Hey, seseorang yang kini masih menguasai hatiku. Kamu baik-baik ya disana. Bersabarlah. Kita masih sama-sama saling memperbaiki diri. Kita masih sama-sama saling mencari untuk dipertemukan. Karena hati kita masih terpaut dalam cinta yang sama. Aku yakin kamu akan terus bersabar menunggu. Sampai nanti. Sampai kita bertemu pada satu titik yang sama. Pada satu titik dimana hati kita bertemu di ujung pelangi yang berwarna jingga.

Aku senang jika kamu paham akan hal ini.  Meski kita sama-sama disibukkan dengan hari-hari kita. Aku punya harapan besar tentangmu. Kau pastinya ingin mengetahui hal itu ? karena Pastinya kau punya harapan yang sama denganku. Karena harapan besar aku terhadapmu itu adalah hanya ingin bisa menggenggam tanganmu sambil menatap indahnya malam di padang savana dan mengucapkan satu hal padamu. Bahwasannya aku sangat sangat ingin terus bersamamu hingga tua menaungi kita nanti.