Kamis, 12 November 2020

Aroma Subuh

Kamu tau waktu yang terus melangkah. Kini dia mulai berlari. Entah secepat apa. Yang jelas aku merasakannya begitu singkat. Seperti sekejap. Dulu aku yang belia, Sekarang aku telah dewasa.


Andai saja aku bisa berbicara dengan waktu. Aku akan katakan, bisakah kamu istirahat sejenak. Hanya untuk sekedar merenggangkan otot-otot mu yang kaku. Atau sekedar mengaduk kopi yang masih panas di pagi hari. Biarkan matamu sejenak melukis kesenangan nya sendiri. Namun, aku yakin itu tak akan membuatmu bergeming. Dan aku tau, kamu akan terus melakukan tugasmu dengan tegas.


Waktu, bolehkah aku bernegosiasi denganmu. Aku tak minta banyak hal darimu. Hanya sedikit harapan yang sulit aku jalankan. Aku memang telah menyia-nyiakan mu selama ini. Tapi ada satu momen yang ingin kau hentikan tugasmu. Biarkan aku menikmati aroma subuh ku. Biarkan aku dengan khusuk berbincang pada semesta tentang dosa-dosaku dimasa silam. Aku tak ingin engkau mengusik. Karena aroma subuh amat sangat lah tenang bagiku.


Aku paham, kau tak bisa di negosiasikan. Berkali-kali aku meminta. Hasilnya hanyalah hampa. Kau akan tetap bersikap tegas berjalan dalam tugasnya. Meski aku mencobanya berkali-kali. Aku akan terus gagal. Untuk selalu ingin membunuh waktu.