Rabu, 07 Agustus 2019

Tentang Sebuah Kesalahan

Ada hal yang begitu jauh dari logika. Entah kenapa saat ingin mempertahankan. Saat itu pula takdir berkata lain. Saat raga ingin mulai mencinta namun semesta belum mengizinkannya.

Aku ikhlas. Apapun keputusan yang telah kamu ambil. Biar bagaimanapun ini menjadi yang terbaik untuk kita berdua. Hanya saja aku cemas. Sementara rindu menghantui setiap perjalananku.

Dan tentang sebuah kesalahan. Entah apa yang membuatmu terluka. Apa yang menjadi persoalan hatimu sehingga begitu rumit. Sedikitpun aku tak bisa menebak. Hanya berprasangka. Namun semakin aku menerka, semakin dalam lukamu. Aku heran, bahkan untuk melakukan sesuatupun, tubuhku seketika lumpuh.

Aku bukanlah penerka. Hatiku memang tidak pernah peka. Maaf jika itu kekuranganku. Dan jika semua itu membuatmu semakin terluka, aku ikhlas melepas semua. Sampai semua kembali normal seperti awal mula. Saat dulu kita pertama tak pernah jumpa.

Maaf untuk malam ini. Dan terima kasih atas kebaikan kamu selama ini. 

Kamis, 07 Februari 2019

Tugasku

Menjagamu adalah tugasku. Kamu tak perlu meragukan hal itu. Karena selama ini dan sampai saat ini aku masih dengan tekat yang bersungguh-sungguh untuk melakukan hal itu. Untuk terus membuat mu merasa aman. Merasa tentram dari segala macam ancaman bahaya apapun itu. Kamu harus tahu satu hal, Tubuhku adalah satu jaminan keamanan kamu. Biar aku yang sakit, jangan kamu.

Tugas keduaku adalah membahagiakan kamu. Membuatmu selalu tertawa. Membuatmu merasa nyaman bersamaku. Aku hanya ingin kamu selalu memberikan senyum manis itu untuk dunia. Biar mereka semua paham kenapa aku jatuh cinta kepadamu. Aku tak pernah takut jika mereka semua menginginkan kamu. Karena aku tahu betul kemana hatimu akan kau berikan. Itu jadi kado termanis yang pernah aku dapatkan. Yaitu memiliki kamu.

Tugas ketigaku adalah menemanimu meraih impian. Biarkan aku selalu berada disisimu. Percayalah diasaat kau terjatuh aku akan memapahmu bangkit. Dan terus menemani perjuangan-perjuangan yang telah kamu jalani sampai akhir. Sampai saat itu tiba. Sampai semua mimpi bisa kau genggam. Sampai kau merasakan lelahnya sebuah perjuangan. Disaat itu aku berada persis dibelakangmu dan tersenyum senang. Jangan tanyakan perihal tentang mimpi yang aku punya. Persetan dengan itu. Karena dengan melihatmu tertawa lepas adalah sebuah anugerah paling terindah melebihi mimpi besar yang aku punya.

Dan yang terakhir. Sebagai penutup, aku hanya ingin satu hal darimu. Tetaplah denganku. Jadikan aku tempat untukmu pulang dikala hujan. Biarkan bahuku berlama-lama menjadi sandaran saat kau butuh kehangatan. Saat kau merasa kecewa biarkan aku terus menceritakan hal-hal lucu yang membuatmu tertawa lepas. Sampai tua nanti. Selamanya.