Rabu, 09 Juni 2021

Dari Kamu Untuk Aku ( Untuk Cowok Yang Sedang Berjuang )

Hei cowok yang sedang terus menerus mengejar aku. Tak payah kau meminta hatiku  kau cumbu. Hatiku tak semudah itu kau lucuti. Masih banyak fase yang harus kau jamah. Bukan aku menolak, aku hanya sedikit memberimu pekerjaan rumah. Agar aku tau seberapa keras usahamu meraih hatiku.

Hei pejuang rasa. Jangan menyerah hanya karena aku mengabaikanmu. Hanya karena chat yang tak ku balas. Aku hanya menunggu momen yang tepat untuk berbincang asik denganmu. Jadi, tetaplah selalu memberikan aku sapa hangat mu di setiap paginya. Atau sekedar mengucapkan selamat tidur padaku. Sadarkah kau, jika aku di perhatikan, senyum ku sedikit mengembang.

Hei tukang spam chat. Kamu sadar gak sih, chat kamu yang gak guna itu sudah menggangguku. Merusak hari - hariku. Kalau bukan saja karena aku menunggu usahamu, sudah aku report spam semua chat mu. Begitu baik nya aku kepadamu. Selama chat mu belum aku block, lanjutkan. Itu jadi tanda sinyal ku padamu. Bahkan aku malah jadi berbalik membencimu jika spam itu berhenti. Sebab aku sudah terbiasa dengan chat mu. Sehari saja tak ada kabar dari mu, aku gelisah. Mungkin saat itu juga aku mulai tertarik untuk membalasnya.

Jadi gimana ? Mau lanjut berjuang atau cukup dan mengulang pada wanita baru lagi. Usahamu akan sia-sia jika hal yang sama terjadi lagi. Ini sekedar saran aku saja ya. Lanjutkan. Sudah kepalang tanggung juga. Jika kau sungguh-sungguh, hatiku luluh.


Dan cowok itu memilih mengulang pada wanita yang baru lagi. " Aku bodoh sekali bukan ?"


Senin, 07 Juni 2021

Masa Lajang

Mungkin Aku masih kuat dengan celotehan mereka tentang masa lajang. Aku merasa itu hanya seperti angin lalu. Berhembus lalu pergi. Datang kembali lalu pergi lagi. Namun, lama kelamaan aku gusar. Seperti ada perasaan yang terganggu. Apalagi jika harus menjawab pertanyaan mereka. Serba salah. Sedangkan mereka! Tanpa dosa.


Aku percaya jodoh perkara waktu. Karena aku yakin Allah sudah memilihkan masing-masing makhluk yang bernyawa dengan pendampingnya yang sepadan. Tentang kapan akan di pertemukan, berdoalah, dan jangan lupa terus berikhtiar. Karena cuma itu tugas kita, selebihnya, serahkan.


Dan jangan lupa, bukan aku menakut-nakuti. Perihal mengolok-olok sesuatu yang membuat seseorang terpojok itu ada ganjarannya juga loh. Meski aku bukan orang yang suka mengumpat dalam hati. Tapi aku berhak mengadu pada Allah sebagai hamba yang teraniaya. Dan itu Pasti di Kabul. Maka dari itu, budayakan berbicara yang baik. Bukan berarti baper.


Tapi tenang aja. Aku bukan orang yang seperti itu. Seburuk apapun kalian mengumpat, aku tak akan mengadili dengan doa yang buruk. Biar bagaimanapun, prilaku buruk mesti dilawan dengan yang baik. Biar semua menjadi lebih tentram. Dan meski aku masih saja lajang, aku gak akan pernah takut menjalani hidup meski keadaan tak pernah berpihak padaku. 


Pertanyaannya adalah bagaimana kalau orang lain yang kalian celotehkan?