Minggu, 27 Mei 2018

Setelah Pertemuan Kedua

Aku menemuimu. Jauh setelah pertama kita bertemu beberapa tahun lalu. Dipertemuan pertama dulu aku memang  belum mengenalmu. Namun, Kamu tau apa yang aku rasa sekarang. Aku terjebak didalam senyum kamu. Terbawa euforia kehidupan kamu. Aku rasa cukup sulit menjelaskan semuanya.

Didalam pertemuan kemarin, tujuan ku hanya ingin memandangi wajahnya. Melihat senyumnya mengembang. Aku tahu kenikmatan mana lagi yang harus aku ambil. Nyatanya sekarang aku tersesat dikamu. Aku tak bisa mengikiskan pikiranku tentangmu.

Saat kamu berbicara. Kau mulai menceritakan tentang kehidupan mu. Membuatku ingin lebih dalam mengenal kamu. Bahkan, rasanya aku ingin berada didekat mu. Mendampingi untuk menjalani sisa kehidupan bersama. Aku yakin meski aku tak akan bisa merubah suasana setidaknya aku bisa menyelipkan tawa dalam hidupmu. Membuat hidupmu selalu dengan senyum sumringah. Senyum yang menyesatkan aku.

Keinginanku cukup lah besar. Memiliki kamu. Meski cukup sulit, aku rasa aku siap berjuang. Aku siap memberikan tawaran yang membuat kamu senang. Yang membuat kamu memilih aku dengan tenang tanpa paksaan. Meski sekali lagi aku tersadar. Kamu masih dimiliki olehnya. Dia yang menunggu disana dengan sisa cinta yang sama. Yang lagi-lagi memupuskan harapanku untuk bisa memiliki kamu seutuhnya.