Selasa, 26 Mei 2015

Masih Tentang Rindu

Mungkin hingga saat ini aku hanya bisa merindukan kamu. Menikmati kamu dari balik tembok kesendirianku. Hanya ini yang bisa aku lakukan. Meski aku tahu hati tak mungkin menahan perihal dorongan rindu yang berlebih padamu. Hal itu yang terkadang menghantui pikiranku disaat kekosongan itu hadir. Karena setiap sepi menemuiku. Ia menawarkan kamu sebagai pengingat. Ia menghadirkan kamu sebagai pelengkap sakitnya merindu.

Aku memang tak sepaham dengan rindu. Karena menurutku rindu itu begitu amat menyakitkan. Karena setiap Ia datang hanya luka yang dihadirkan. Rindu juga yang memaksa aku menghabiskan air mata dalam pengharapan doa. Namun, tak selamanya rindu itu begitu menyakitkan. Mungkin hanya satu alasanku tak membenci rindu yang menyakitkan itu. Karena kamu. Ya, Karena ada kamu dibalik rindu yang selalu hadir mendera. Dari beribu luka yang aku derita, satu alasanku kini hanya kamu yang mengubah stigma rindu dimataku. mungkin rindu itu terasa pahit namun kamu merubahnya menjadi manis.

Maaf jika memang kamu begitu merasa tersiksa. Karena ini bukan caraku menghargai cinta. Keterpaksaan yang aku buat, menyiksa batin yang kau dera. Aku hanya ingin kita sama-sama berteduh dengan doa. Kau dan aku akan baik-baik saja. Hingga nanti kita dipertemukan kembali. Disaat itu aku hanya ingin bisa bersanding denganmu. Dan aku pastikan kita tak akan lagi mengalami sakit karena merindu. Karena hingga saat ini hanya itulah harapan yang selalu aku tuangkan dalam doa.


Sabtu, 16 Mei 2015

Bersabarlah Cantik


Kamu terlihat sayu.
Melemas. Mematung.
Seperti mengasingkan diri dari para merpati yang sempat jadi primadona yang kau mainkan.

Wajahmu kusam.
Dibawah matamu melebam
Seperti kelelahan mencuat digaris cantikmu.

Aku mengawasimu bak malaikat penyelamat
Aku tak mengharapkanmu melintaskan aku di nadimu
Walau kini detak jantungmu berdegup kencang
Dzikir yang terlafadz belum cukup menenangkan kamu

Kopi yang ku teguk dirasa cukup untuk menemaniku mengawasimu
menemanimu mengais doa dari Tuhan penenang kegundahan
Bersabarlah Cantik...

Jumat, 15 Mei 2015

Kembali lagi


Sudah hampir sebulan gue menelantarkan blog gue ini. Kasian, layaknya rumah yang sudah lama ditinggal, pastinya banyak sawang-sawang dan berbagai kotoran berserekan yang mesti harus gue bersihkan sekarang. Dan yang pasti gue harus mengulangnya dari awal untuk mendapatkan performa tercantiknya ni blog. Ibarat kasarnya wajib kudu di cat ulang tembok-tembok yang kusam. Butuh biaya yang berlebih agar bisa terlihat lebih otentik kembali. Halah, lebay.

Sebenarnya gue gak sibuk-sibuk banget. Kalau ditanya alasan kenapa minggu-minggu kemarin gue gak update blog, mungkin alasannya membingungkan. Karena sebulan yang lalu gue putus kerja. Istilahnya habis masa kontrak kerja gue dan gue nganggur. Dikarenakan gue nganggur, gue jadi sedikit frustasi. Dari frustasi tersebut gue jadi males ngeblog. ujung-ujungnya gue jadi bego. Otak gue menggumpal kebanyakan sarang laba-laba. Hal itu disebabkan karena gue gak lagi memakai isi otak buat diajak berfikir. Malah anehnya dengkul gue bekerja lebih keras untuk berfikir. Dan kini gue memiliki otak didalam dengkul. yeee... :D

Tolong paragraf diatas jangan diambil pusing ya. Ceritanya ngelantur, gak jelas aralnya. Yang jelas gue cuma pengen bisa comeback dalam dunia pertulisan kembali. Gue kembali dalam dunia perblog-an ini sih hanya mengharapkan satu hal saja yaitu bisa mengembalikan otak gue pada asalnya. Bukan berarti mengembalikan otak gue yang didengkul untuk ditaruh kekepala ya. Namun, dalam artian mengembalikan otak gue yang kemaren sedikit ngehank karena sudah lama tak diisi oleh materi-materi yang meluaskan wawasan kita kepada dunia melalui menulis dan membaca. Bisa saling berbagi, menyapa kawan, tersenyum bersama (gila), dan bisa belajar mengenal satu sama lain.

Intinya, sebulan kemaren mungkin gue sedikit depresi sehingga menyebabkan otak gue ngebul. Dan mumpung sekarang otak gue udah gue service, gue bisa kembali ngacir lewat gas-gas yang gue tarik dari laju sepeda motor gue. lah.. Bodo amat dah yang penting semua bisa kembali normal dengan hidup yang indah dikelilingi sejuta wawasan dari para blogger sekalian. Wassalam.