Senin, 30 Oktober 2017
Penenang Dalam Rindu
Kamis, 28 September 2017
Cintai Aku Sesederhana Mungkin
Senin, 21 Agustus 2017
Sendiri Itu Keresahan
Kamis, 13 Juli 2017
Adalah Kamu
Tak ada lagi yang ingin aku tulis. Tak ada lagi yang ingin aku bicarakan. Aku menyerah. Nyatanya aku telah kalah. Faktanya kamu telah pergi. Telah memilih hati yang lain untuk kamu singgahi.
Kamu, sering kali terlintas diotakku. Kamu, yang senyumnya menyelimuti semangatku. Entah berapa lama lagi aku menunggu hingga aku malas berkata-kata. Aku bukan batu yang bisa bertahan sepanjang waktu. Aku butuh kamu, namun aku tak berharap kamu membelah hati. Menduakan perasaanmu.
Kemarin cinta ini menggebu. Karenamu, aku rela menanti pagi. Menanti hari-hari yang menjenuhkan. Hanya untuk berharap sejenak kamu memalingkan wajah. Menghadirkan senyum. Meski setelah itu kamu berlalu. Kembali bersama seseorang yang kini berada di sebelahmu. Sesaat itu pula hatiku lebam berserakan bersama senyummu.
Kamu, hal yang ingin aku perjuangkan. Tapi, kamu juga yang membuatku ingin menyerah. Dia amat mencintaimu. Dia amat erat menggenggammu. Dia amat beruntung meski aku masih menganggapnya curang. Karena aku terlambat hadir. Sekarang, meski aku telah menyerah, aku masih menyelipkan doa yang pernah kita bicarakan bersama. Adalah kamu sebagai topik pembicaraanku pada Tuhan untuk seseorang yang selalu aku harapkan.
Selasa, 02 Mei 2017
Aku Hanya Terlambat Hadir
Rabu, 12 April 2017
Aku Bisa Saja Menjadi Siapapun Hanya Untuk Menenangkanmu
Mungkin upaya yang aku lakukan tak pernah terlihat olehmu. Meski aku sudah melakukannya sebaik mungkin. Menjadi peran yang kau inginkan. Memakai wujud pribadi yang kau idamkan.Tetap saja tak ada aku dimatamu. Tak terbesit sedikitpun di hatimu. Bagiku tak mengapa, Hanya saja aku lelah menjadi seseorang yang bukan diriku. Merubah sifat yang bertentangan dengan perasaanku. Buatku, aku bisa saja menjadi siapapun. Menjadi apapun. Bahkan menyebunyikan wajahku dengan topeng yang baik. Hanya untuk sekedar menenangkan kamu sejenak dari luka.
Selasa, 28 Maret 2017
Kembali Patah
Sebenarnya aku ingin belajar menerima kekalahan. Dari sebuah pengharapan yang tak pernah bisa aku dapatkan. Sesungguhnya aku mulai mencinta. Sudah tumbuh beberapa benih rasa sayang yang aku atur rapih di hati. Meski sekali lagi aku kalah. Sekali lagi aku merasakan patah.
Hingga kamu meninggalkan aku perlahan. Seperti yang sudah-sudah. Sampai kamu menghilang tanpa jejak. Seperti perempuan-perempuan sempurna sebelumnya. Hal yang berulang kali terjadi. Buatku sudah biasa. Hanya saja hati selalu sulit menerima. Karena rasa yang mulai tumbuh, dengan mudah kau tumbangkan seketika.
Aku bukan manusia yang baik. Jauh dari kata sempurna. Bahkan tak terbesit sedikitpun dihatimu. Aku hanya ingin berusaha membuatmu nyaman disini. Membuatmu merasa terlindungi dari segala luka. Masa bodo dengan perasaanku. Hingga kini kurasakan lagi patah hatiku.
Kini kamu telah memilihnya. Kini tak ada lagi sisa yang harus aku perjuangkan. Bukan aku ingin menyerah. Bukan pula ingin mengalah. Hanya saja aku tak ingin terluka terlalu parah. untuk sekedar mengistirahatkan hati yang sedang patah. Dari ribuan doa yang belum juga bisa membuat hatimu jatuh cinta.
Kepadaku.
Selasa, 07 Maret 2017
Ceritakan Kepadaku Apa Yang Kamu Suka
Jumat, 03 Maret 2017
Aku Juga Menunggu Kamu Tanpa Kepastian
Senin, 27 Februari 2017
Merelakan
Minggu, 22 Januari 2017
Aku Ingin Belajar Tentang Cara Membahagiakan Kamu
Mengerti, namun sulit untuk menerima. Paham, namun hati terus menolak. Berkali-kali ingin pergi. Ingin lepas ingatan saja. Tapi semakin aku mencoba, semakin kamu menguat dipikiran. Semakin aku mengingatnya.
Terkadang keresahan-keresahan ini terus mengganggu. Terus menghatui h
disela-sela hidupku. Mungkin menghindar adalah tujuan yang paling utama bagiku sekarang. Namun jalan yang aku tempuh masih saja selalu berlabuh di hidupmu. Bermuara ke hati yang dulu ingin ku taklukan. Hati yang kini mungkin sudah mempunyai sandaran yang lain. Seseorang yang lebih sempurna.
Bukan bermaksud ingin mengingatmu kembali. Bukan pula mengulang memori yang tak ingin kau buka. Karena memang kenyataannya aku masih menghadirkan kamu disini. Masih ingin banyak bercengkrama denganmu. Masih ingin beebagi cerita tentang hari-hari yang kita jalani. Maaf aku terlalu lancang untuk itu. Jika kamu ingin mencaci-maki, Lakukanlah sesuka hati. Agar kamu puas. Agar kamu merasa menang dengan semua ini.
Kali ini aku ingin bersikap bodoh. Karena aku ingin meminta kamu kembali. Meminta sebagian kehidupan kamu untuk kita nikmati bersama. Karena aku telah begitu lelah mencintaimu. Karena aku telah merasakan hati yang terciderai atas ribuan penolakan darimu. Aku memang tak bisa menjanjikan apapun. Namun, jika saja kamu mau mengarungi hidupmu denganku. Aku akan sangat bersedia untuk belajar, tentang cara bagaimana membahagiakan kamu.