Sabtu, 14 Februari 2015

Hujan Belum Reda di Kotaku (2)

Sebelumnya baca Hujan Belum Reda di Kotaku dulu ya

Hujan diluar sana masih mengguyur seluruh kota. Aspal-aspal yang digilas oleh rinainya kini mulai tertutupi genangan. Mungkin rongga gorong-gorong kota sudah dipenuhi sampah. Tak ada lagi celah. Menyebabkan air yang harusnya bisa mengalir, kini tergenang bebas dilajur-lajur jalan protokol. Aku yang masih menatap monitorku dengan khusuk. Tak ingin memikirkan hal tersebut. Mungkin kali ini, aku hanya ingin menyibukkan diri untuk menelusup kedalam cerita-cerita kahayal para blogger hebat. Dan tak ingin memikirkan banjir tahunan yang pastinya selalu mampir dikotaku setiap tahunnya. Walau nantinya, aku akan berputar-putar mencari jalan demi bisa kembali kerumah.

Ketika itu tiga orang sahabatku mengagetkan aku akan kedatangannya. Membuyarkan fokusku pada monitor yang sedari tadi menemaniku. Mereka adalah Indah, Ibe dan Biah. Sekedar mengajak makan malam.

" Bang emenk makan yuk !! " ucap biah dengan nada merayu padaku sambil memegang perutnya yang sudah lapar. Lain waktu aku ingin ceritakan tentang biah waktu kami pernah touring kelampung dulu. Seorang wanita yang mudah mengeluarkan air matanya ketika rapuh.

Hanya sekedar warung kopi dipinggir jalan. Berdiri dengan sanggahan beratap terpal. Dengan jajanan yang seperti umumnya warkop yang ada dijakarta. Tak ada nasi, kita dimanjakan dengan indomie. Namun yang menarik dari warkop ini adalah letaknya yang dipinggir kali. Walau kebanyakan kali yang ada dijakarta itu gak bagus. Tapi ketika suara gemericik airnya yang mengalir seperti menenangkan dari super semerawutnya kota. Kami memang sering makan disini lepas letihnya bekerja. Kami sebut warkop ini dengan sebutan ropang pinggir danau. Hehe..!!

Suasananya masih saja hujan. Tidak besar, hanya saja sisa sisa gerimis yang tak kunjung reda. Ditemani semangkuk indomie rebus dengan telur mata sapinya. Ditemani pula dengan para sahabat. Semua serasa hangat ketika aku meneguk kopi susu yang masih mengepul asap. Semua suguhan hangat ini tak membuat aku merasakan dinginnya udara. Dengan canda tawa mereka. Membuat aku merasakan kebahagiaan. Melupakan kejenuhan kota sesaat. Bersama mereka, aku melupakan segala keluh kesahku. Walau masih saja hujan belum reda dikotaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu adalah harapan masa depan ku, Sadapppp :D