Rabu, 28 Januari 2015

Perkenalan Pertama Lagi

Rasanya, mencari dan mencari pasangan hidup yang terbaik itu tidak mudah membalikkan telapak tangan. Apalagi yang sesuai dengan apa yang kita harapkan. Perkenalan demi perkenalan terhadap orang orang yang baru. Mengenal pribadinya, dan mencoba mencari dan mendapatkan hati mereka. Hingga akhirnya kita bisa merasa nyaman dalam satu hati yang mungkin kita pilih dalam hidup. Seperti teori yang dikemas simple dan mudah di ucapkan. Namun begitu sulit untuk dipraktekkan dalam realita kehidupan.

Gue emang terlalu sulit untuk menjalankan realitas yang namanya perkenalan pertama lagi. Hal itu seperti momok paling menakutkan dalam kehidupan gue. Terutama dalam masalah wanita. Kenapa seperti ini ? Kenapa gue terlalu culun untuk itu ? Gue gak pernah paham sifat gue ini. Rasa minder yang sangat besar membuat tabiat kelakuan gue sedikit berbeda dari mereka kebanyakan. Walau begitu gue merasa cukup nyaman dengan sifat gue ini. Dimana gue merasa harus menghargai wanita lebih. Dan itu cara Tuhan memberikan gue sifat yang lebih mengedepankan empati terhadap orang lain.

Misalnya seperti begini. Ketika gue menghadapi seorang wanita yang gue rasa sayangnya. Nervous lah yang pertama hadir menyelimuti gue. Bayangkan ya cuy, sebelum gue bertemu wanita tersebut. Banyak kata kata, sikap, dan lain lainnya yang udah gue persiapkan untuk mengisi kekosongan biar gak canggung. Namun, rasanya hal itu cuma sia sia belaka. Ketika gue harus dihadapkan dengan senyumannya yang indah. Semua yang udah gue persiapkan seketika blank. Buyar semua yang udah gue rencanain sebelumnya. Yang ada, seperti planga plongo kayak orang bego tanya tanya gak jelas yang buat wanita tersebut jadi bete cuy. Dan ujung ujungnya gue dibilang gak asik. Surem kan. Makanya kenapa gue lebih menyukai perkenalan secara mengalir dibanding dengan dipaksakan seperti ini.

Mungkin ini kekurangan yang gue punya. Namun dibalik ini gue bersyukur, dengan kekurangan gue seperti ini gue dijauhkan dari sifat playboy. Hehe !! Dari itu juga gue banyak belajar, tentang menata kata demi kata yang harus gue jajarkan dalam pembicaraan. Terhadap wanita ataupun khalayak umum. Dan gue masih percaya satu hal tentang sebuah karma. Dimana yang baik akan dipertemukan dengan yang baik. Maka, cukuplah dengan melakukan kebaikan demi kebaikan yang bisa gue lakukan. Sekarang, nanti dan selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu adalah harapan masa depan ku, Sadapppp :D