Selasa, 31 Maret 2015

Kini Rindu Tak Berujung

Kemarin, kau berada di satu titik terdekat. Aku bisa menikmati senyum indahmu kapanpun aku mau. Kita saling bertukar kabar. Saling bercengkrama. Yang tersulit aku lupakan adalah ketika aku selalu sukses membuatmu tertawa terbahak-bahak menikmati lelucon yang aku buat. Saat itu dimana kamu memang berada di satu titik terdekat dariku. Ketika kamu selalu mengisi ruang kosong dihatiku.

Aku tak perduli kamu dengan siapa sekarang. Aku pun boleh tak perduli kini kau menjadi orang asing di kehidupan yang aku jalani sekarang. Bahkan jika kamu memilih untuk tak lagi mengenang masa lalu kita yang aku banggakan itu. Karena semua itu adalah hak kamu menjalani hidup. Terlebih kau memang telah sukses dengan impian yang kau banggakan sedari dulu. Mimpi yang sering kau ceritakan ketika kita masih bersama. Dan aku senang melihatmu berhasil mendapatkan apa yang kau impikan itu. Namun di satu sisi aku berusaha keras melupakan kita yang aku tau itu mustahil.

Hey, tau kah kamu, aku selalu menunggu sebuah kabar darimu. Aku kehilangan sosok yang aku inspirasikan sejak dulu. Aku juga kehilangan seteguk cinta yang hangat. Aku paham, kau disana sedang menjemput mimpi yang kau agung-agungkan itu. Mimpi yang akan membuatmu terasa lebih elegan. Aku menghargai semua tujuan yang kau pilih walau sejujurnya aku merindukan kamu yang dulu. Di saat kita masih duduk mendengarkan guru-guru kita memberi motivasi kesuksesan. Dan dengan sukses pula kau mendapatkannya.

Sudahlah, sampai kapanpun kamu tetaplah kamu. Aku tak akan menuntut kamu seperti dulu. Karena kamu masih seperti kamu. Tak ada yang berubah. Kamu yang manis, kamu yang masih memberi senyuman hangat. Walau kehidupan kita kini telah berbeda. Aku hanya inginkan satu hal jika kita berjumpa di suatu hari kelak. Ceritakanlah kesuksesan kamu padaku. Aku pasti akan dengan setia mendengarkannya. Menjadi penikmat setia senyum kembang kamu yang pasti berbunga-bunga ketika kamu menceritakan keberhasilan yang kau raih. Aku tak akan gusar walau aku paham, kini rindu yang aku punya tak akan pernah berujung. Padamu.

Minggu, 29 Maret 2015

Kamu inspirasiku

Sejenak aku memainkan sepi. Diantara ribuan katak yang sedang sibuk membusungkan suaranya. Menarik tuasnya di kegelapan. Memecah kesunyian. Saling menyapa, saling memberi salam hangat. Meski tak sehangat cuaca malam ini, ketika derai hujan disertai angin telah mewarnai langit sore tadi. Sesekali sunyi menenangkan malam. Suasana sejuk itu yang memainkan keluh sepiku.

Mungkin kisah yang aku simpan tak seindah yang kau miliki. Aku masih saja tercederai sepi. Perihal senyum itu yang melenyapkan aku pada kesunyian. Aku tak paham kenapa harus ada kamu di denyut nadiku. Sedangkan kau sedikitpun tak akan pernah perduli. Sepi memang sudah berhasil mengasingkan tubuhku dari keramaian. Namun, kau lah akar dari permasalahan. Aku tak menyalahkanmu. Kau dan sepi jelas berbeda. Tak Ada hubungannya barang sedikitpun. Hanya aku tak mengerti cara membedakannya.

Aku masih menghadirkan sepi sebagai pelengkap resahku malam ini. Seperti suatu kesibukan rutin yang mesti aku jalani. Hanya berteman sunyi dan para katak yang mengalun melodi ketenangan. Sesungguhnya bukan itu yang aku harapkan. Sunyi memang menentramkan jalan pikiranku. Namun, jika kau disampingku. Kau bisa merangkul udara dingin yang sedari tadi memerangiku. Semua akan terasa lebih sempurna. Karena kamu, adalah sebagian cerita dari kelelahanku mencari ketenangan.

Kau mungkin hanyalah angan-angan yang melebur bersama sunyi dipikiranku. Tak pernah lebih, walau aku sangat berharap jauh dari itu. Jika saja kau bersedia mendampingiku, aku tak akan menikmati sunyi yang damai. Aku juga tak akan mendengarkan suara-suara katak yang menderu hebat. Aku hanya perlu kamu menenangkan aku. Hanya untuk berada di sampingku sekedar menghangatkan malamku. Karena kamu dan sunyi adalah penenang jiwa disaat kalut. Karena kau dan sunyi sudah aku kenal sejak dulu. Ketika kalian selalu saja menuangkan sumber inspirasi yang hebat untuk aku.

Jumat, 27 Maret 2015

Dari Kiki Untuk Kiki

Kiki memainkan jemarinya. Dengan lincah ia menghajar keyboard di laptop nya. Begitu fokus, ia tak ingin melakukan kesalahan sekecil apapun. Otaknya dikuras habis demi mendapatkan hasil yang memuaskan. Berharap tulisan yang dibuatnya bisa diterima sang kekasih.

Kiki, pria remaja jangkung bertubuh kurus itu sedang menggarap sebuah prosa sebaik mungkin. Dikemas dengan hiasan bingkai-bingkai kata. Disinergikan dengan perasaan yang menggebu. Kiki sedang jatuh cinta. Dan ia berusaha menuangkan seseorang disana ke dalam tulisan yang sedang digarapnya. Secantik mungkin, sehingga wanita yang ia dambakan merasa tersanjung oleh prosanya.

Kiki mencintainya. Wanita berambut panjang dan berwajah putih tersebut mempunyai nama yang sama dengannya, kiki. Sudah 8 bulan mereka mengucap janji untuk satu misi. Selama itu pula mereka menyatukan hati. Walau begitu, tak sekalipun mereka pernah bertemu. Hanya melalui chat bbm cinta itu menyatu. Namun, tak sedikitpun mereka merasa jenuh. Jenuh dengan rindu yang kelu.

Delapan bulan mengucap janji dalam jarak yang memisahkan, membuat cinta mereka semakin membeku di hati. Seakan menguat disetiap hari yang dilewatinya. Walau terkadang jenuh memang selalu mejadi momok yang menakutkan. Namun, dengan segera kiki menjauhi pikiran bodoh itu.

Kali ini, kiki bersusah payah membuat prosa untuknya. Berharap anniversary ke delapan bulannya bisa mengesankan wanita yang jauh diujung samudra sana. Dengan selembar rindu Kiki menyelesaikan prosanya.

" Hey, seseorang yang menunggu kepastian. kamu yang berada jauh di ujung samudra. Kamu juga memahami apa yang aku peluhkan. Kau tau arti kerinduan yang sama-sama kita derita. Entah apa arti dari cinta yang kita agungkan ini. Sementara tak sekalipun kita berjumpa.

Hey, wanitaku yang memiliki rindu yang sama. Ajari aku bertahan dari sulitnya bertahan. Kau lebih tegar dari karang. Sedangkan aku hanya seonggok daging segar yang siap disantap binatang buas. Koyak tak tersisa. Jika aku sudah bosan dengan penantian ini, tolonh sadarkan aku. Agar aku tahu, manisnya menunggu hingga hari yang dinanti hadir.

Hey, kau yang tak pernah habisnya menanti. Jaga cintaku laksana kumbang dengan madunya. Untuk menikmati manisku, kau rela mempertahankan aku dari serangan beruang besar yang kapan saja bisa menghabisi aku.

Aku merindukan kamu wanitaku. Selat perairan yang memisahkan kita, tak pernah sanggup memisahkan hatiku dengan nama mu. Nama kita yang terukir sama. Jika hari itu hadir, aku akan membawamu menyelami hati yang ku jaga dengan tenang.
Prosa kecil dari lelaki bernama kiki untuk seorang wanita bernama kiki. "

Dari Kiki Untuk Kiki.

Minggu, 22 Maret 2015

" Sendiri "

Malem minggu. Momok yang begitu menakutkan. Terlalu vulgar jika gue cerita tentang kesendirian gue sekarang ini. Ups..!! Sendiri.

Satu kata "sendiri" sekarang sudah menjadi sebuah sifat sindiran jangka panjang. Bahkan bisa dibilang penyakit akut berstadium 3 dari 4 berasaudara (sendiri, jomblo, single, kagak laku). Bahkan sebuah kata "sendiri" itu bisa lebih menakutkan dari para hantu yang bergentayangan. Hemm, bisa begitu ya, gue kadang gagal paham dengan  hal tersebut. Yang jelas dalam ranah tata pergaulan anak muda jaman sekarang ungkapan kata "sendiri" itu diidentikkan dengan hal yang harus benar-benar dijauhi. Kalau perlu itu menjadi hukum wajib. Bayangkan saja, "sendiri" yang berarti single saja sudah mengenaskan, apalagi ditambah dengan bully mereka. Cukup kejam bukan.

Gue jadi pengen ngebahas gimana orang yang mempunyai predikat sendiri ini mengarungi malam minggunya. Mungkin suram ya.

Mungkin bagi segelintir orang yang mempunyai predikat tersebut bakal jauh-jauh dari kata malam minggu. Bahkan mereka berharap malam minggu itu tak pernah ada. Jika kedapatan hujan di malam minggu. Itu adalah doa mereka yang terkabul. Karena orang yang teraniaya bakal langsung di ijabah oleh Tuhan.

Oleh karena itu, jikalau kalian tak ingin malam minggunya terganggu dengan hujan yang lebat dan berkepanjangan. Gue saranin jangan pernah nge bully orang yang berlabel "sendiri" tersebut. Gue tau kalian masih ingin menjalani kebahagiaan kalian di malam minggu. Itu sih hanya saran gue agar mereka tak mendoakan macam-macam di malam minggu. Tapi kalau kalian masih saja nge bully orang yang berlabel "sendiri". Gue gak bisa berkata apa-apa lagi kecuali satu kalimat.

" ya Tuhan, semoga malam minggu ini hujan lebat dan di sertai petir yang kencang "

Karena status gue juga sama dengan mereka "sendiri". Cukup mengenaskan bukan. -_-

Sabtu, 21 Maret 2015

Perjuangan dan Pengharapan Sendiri

Masihkah kau merasa di hargai jika memang ia tak menghargai jerih payah yang sudah kau perjuangkan. Rasanya cukup sulit untuk menangkap rasio tersebut jika rasa lelah mu telah ternoda. Mungkin hatimu sekeras baja memaknai rasa sakit dengan sifat cuek. Atau kau punya cinta kasih berlebih hingga kau berani untuk berdiri disaat kau jatuh berulang kali. Sungguh hati bersifat malaikat yang mengharuskan kamu terus mempercayai ia akan merubah sikap suatu saat kelak. Di sisi lain ia tak lagi menjamah mu lembut. Tak lagi menimang mu dengan kasih sayangnya. Hanya sekedar perasa sederhana yang mungkin langsung dilupakan dan berlalu begitu saja.

Kau selalu mengharap dari lelaki berhati dua itu seperti dulu kalian berjumpa. Ketika rasa cinta pertama kali hadir. Mengisi ruang yang kau sebut hati. Kau buka selebar-lebarnya tanpa sedikitpun kau punya rasa curiga. Aku paham rasa jatuh cinta mu terlalu berlebih. Seharusnya kau punya protect untuk melindungi dari serangan patah hati yang setiap saat bisa saja hadir. Tapi sifat tulus mu merubah kecewa menjadi sebuah pengharapan, merubah patah hati menjadi motivasi. Sudah aku duga, hati mu itu pasti penuh luka, namun kau juga yang meredam sakitnya.

Sungguh beruntung menjadi ia, yang kau perjuangkan sendirian. Tanpa ada belah pihak yang merespon. Sungguh beruntung menjadi ia, yang merumahkan kesabaran untuk fondasi hati mu. Walau terkadang aku mengakui yang kau lakukan itu adalah hal terbodoh. Hati mu mengajarkan tentang artinya perjuangan yang hebat dan rasa harap berlebih. Mungkin terlalu mustahil. Namun pengharapan mu terhadap ia yang berulang, akan menemukan satu titik dimana ia merasa di hargai dengan perjuangan yang kau miliki.

Aku berharap ia bisa mengerti maksud mu kali ini. Aku juga berharap kau tak lagi berjuang seorang diri. Semoga pengharapan dan perjuangan yang kau bina membuahkan hasil. Sekiranya selipan doa ini yang selalu aku munajatkan untuk kamu dan dirinya. Walau memang, aku juga tak bisa berbasa basi, karena aku juga mempunyai sifat yang sama. Berjuang dan berharap dari seorang kamu. Sendiri.

Kamis, 19 Maret 2015

Kerinduan Seorang Mantan

Meski sekarang kita sudah mempunyai kehidupan yang berbeda. Dengan aktifitas mu yang padat. Aku masih menpunyai hubungan baik dengan mu. Meski sudah tidak seperti dulu lagi. Dalam satu kesempatan yang luang. Aku akan selalu membuka telingaku untuk bisa berbagi cerita denganmu. Menikmati setiap bahasan yang ramah. Tentang sulitnya mengemban cita, mewujudkan mimpi, dan tentunya tak kalah seru tentang permasalahan soal cinta. Aku yang seperti mengenal hal baru dari dirimu, selalu menikmati kamu seakan aku masih saja memiliki kamu. Hal yang tak mungkin akan kita bahas kembali.

Perpisahan memang bukanlah pilihan yang kita inginkan. Karena perpisahan hanya menyisakan luka. Memang perpisahan dengan sukses mempertemukan aku di bibir patah hati. Di sudut luka aku mengemban hikmah. Karena kita ditakdirkan memang tidak harus bersama. Walau masih saja tersimpan sisa cinta yang dalam. Sebuah kenyataan yang mesti aku telan mentah rasa pahitnya. Dengan metode yang kuno. Pertemuan - cinta - perpisahan - patah hati. Ini klasik dan sekarang aku sedang menjalaninya.

Terkadang ada saja rasa rindu yang hadir ketika aku sengaja mengingat semua yang biasa kita lakukan bersama. Benar apa kata mereka, aku bisa saja melupakan kamu, namun tak semudah itu aku bisa melupakan semua kenangan manis kita. Ketika rindu itu hadir, aku hanya bisa membayangkan tentang masa dimana kita masih berbagi rasa sayang. Atau hanya sekedar melihat kegiatan-kegiatan yang kamu lakukan lewat akun sosial media kamu. Sesekali aku juga mengomentarinya. Sapaan yang hangat masih kamu berikan padaku. Yang aku tahu kali ini kamu hanya menghargai aku dengan status yang lain. Teman.

Untuk kamu yang pernah mengisi hari-hariku. Untuk kamu yang namanya pernah selalu menghantui setiap malam ku. Aku akan selalu terbuka untuk kamu kapanpun kau mau. Kembalilah hanya untuk sekedar bercerita denganku. Duduk berdua. Seperti dulu. Aku tak akan pernah mengusik mu dengannya. Aku telah memilih jalan yang sudah ku tentukan. Begitu juga dengan kamu. Kita pernah bertemu dalam satu hati yang sama. Dari situlah aku percaya kau juga tak akan mengusik aku dengan alasan hati. Jika suatu hari kau dalam keadaan yang begitu rapuh. Datanglah padaku, hanya untuk sekedar bercengkrama, berbagi cerita. Bukan, bukan untuk membangkitkan masa lalu kembali. Namun hanya untuk sekedar mengusik kerinduan yang masih tersisa diujung hati kita.

Mantan kamu.

Selasa, 17 Maret 2015

Notes Buat Pengganggu Hidupku

Hey, aku ingin tidur !!!!

Kamu datang tanpa diundang menunda kantukku. Ini sudah larut malam, kenapa kamu masih saja menjadi bayang-bayang ? Kenapa dirimu kini menjelma menjadi angin malam yang memaksaku untuk meneguk dinginmu ? Dingin...!! aku tidak haus akan dingin, dan kenapa kamu memaksa aku untuk meneguk dinginmu itu ? Biarkan aku tidur dengan nyenyak malam ini.


Hey, biarkan aku beristirahat !!!

Kenapa otak ini terus bekerja keras. Dan anehnya semua yang dikerjakan hanya untuk memikirkan kamu. Kamu yang menari-nari. Kamu yang mengalunkan melodi mesra. Kamu juga yang mengajak aku untuk selalu terus mengingat kamu. Ini tidak adil. Disaat aku ingin sejenak membaringkan tubuhku dari kepenatan. Kamu malah hadir menyeka jam kosongku.


Hey, aku perlu merebahkan rasa lelah !!

Tubuhku menggelinjang. Seperti berontak. Padahal aku sudah lelah. Namun, kamu seperti mengalir diperedaran darahku. Menelusup hingga ke sendi-sendi. Mungkin, diujung nadiku sudah terpahat kamu. Hingga aku tak boleh lagi berbagi dengan istirahatku barang sebentar saja. Aku memang sudah sangat muak. Namun, aku seperti membiarkan kamu mengalir mengitari seluruh penjuru tubuhku. Melebur menjadi satu.


Ok fine, aku menyerah !!!

Aku akan meneguk dinginmu. Walau aku tak merasakan dahaganya. Aku biarkan kamu berlari-lari dikepalaku. Mengutak-atik semua ide-ide gilaku, dan merubahnya menjadi sesuatu yang unik. Menempatkan kamu menjadi prioritasku berfikir. Dan aku biarkan kamu mengalir dinadiku. Kamu hanya menginginkan aku memahami tentang aliran darah yang berada diseluruh penjuru tubuh ini. Mungkin adanya kamu hanya sebagai pengganti metabolisme tubuhku agar diriku tetap terjaga dengan baik.


Kau menang !!!

Kau sudah menang. Dan aku, hanya bisa berkutat tentang kamu saja. Hanya kamu. Tak ada yang lain....

Notes buat pengganggu hidupku : Aku hanya menunggu jawaban yang entah sampai kapan kau akan menjawab peluhku ini....

Sabtu, 14 Maret 2015

Tips menaklukan wanita

Oke kali ini gue mau ngebahas tentang apa sih yang paling wanita inginkan terhadap pria yang baru dikenal. Gak menutup kemungkinan buat pasangan yang sudah terjalin. Karena pada intinya wanita hanya ingin pria yang berada disampingnya melakukan hal ini. Tapi sebelum gue bahas, gue mau cerita sedikit tentang pengalaman pribadi gue.

Jadi gini, suatu hari gue minta dicariin cewek sama temen gue. Anggap aja namanya joko. Sekilas joko bisa dikatakan playboy kampung cap dua jempol. Namun, dia juga punya prinsip setia setengah hidup. Yang jelas joko ini bisa menempatkan wanitanya dengan baik. Mungkin karena itu banyak wanita yang klepek-klepek kayak ayam abis dipotong jika sudah berada dekat dengannya. Hal itu yang membuat gue termotifasi untuk berguru pada joko. Singkat cerita gue dikasih referensi satu cewek dari joko. Lewat sebuah chat yang bernama bbm. Gue mulai perkenalan dengan cewe tersebut.

" Maaf ini siapa ya " tanya cewek tersebut. Sebut saja april. Gue lihat dari display namenya. Wajahnya imut, oriental, cantik, dan sedikit berbulu. Bulu domba.

" Gue emenk pril, temennya joko " jawab gue. Setelah itu, terjadilah perkenalan basa basi apalah yang gue tau itu hanya ritual perkenalan lewat chat. Memang banyak modus-modus yang dilancarkan setiap laki-laki hanya untuk bisa melumpuhkan cewek. Mungkin kali ini gue melakukan ritual tersebut. Sedikit maksa walau kepala gue udah mulai geger otak.

Lagi asiknya gue berbalas chat dengan april, ada satu hal yang membuat april tak lagi respect dengan chat gue. Padahal gue cuma bilang seperti ini.

" April, minggu kemana ? Jalan yuk " Dan april hanya read chat gue tanpa ngebales. Gue menunggu tanpa kepastian. Rasanya gue seperti menunggu antrian wc umum yang panjang ketika gue kebelet boker. Sakit. Gue mules-mules.

" April kok gak dijawab sih !! " lagi-lagi hanya diread. Gue nunggu sambil kentut-kentut.

" April, gue salah ya ? Sorry ya ? " diread lagi. Kali ini celana gue basah. Gue mencret.
Gue gak mengerti kenapa wanita tiba-tiba berubah mood. Padahal sebelumnya dengan asiknya april bales chat gue. Dan tiba-tiba saja mendadak dangdutan. Bukan, maksudnya mendadak hilang mood. Gue penasaran. Solusi terakhir gue, bertanya pada pakarnya cinta. Joko.

" Jok, april kok gak ngebales chat gue lagi !! " tanya gue heran. Sambil megang celana gue yang basah.

" Oh iya tadi dia bbm gue, lo itu terlalu agresif, dia jadi gak mood menk " jawab joko. Penuh didikan.

" Perasaan gue biasa aja jok !! "

" Menk, wanita itu lembut, lo cuma perlu ambil hatinya. Itu aja "

" Trus salah gue apa jok ? "

" Lo masih belum ngerti menk. Begini, ambil hatinya aja menk. Gimana caranya ? Mudah kok, buat dia ngerasa nyaman sama lo. Wanita mana sih yang suka kalau ada cowok yang terlalu agresif ngedeketin mereka. Yang ada pikiran mereka malah jadi negatif. Beda halnya kalo lo melakukannya step by step tanpa harus terburu buru. Bikin dia terasa nyaman sama chat lo. Gue yakin 1000 persen. Lo mau ajak jalan kemanapun, dia kagak bakalan nolak. Karena rasa nyaman yang udah dia dapetinn dari lo. " Mata gue menganga. mulut gue melotot. Mencret gue luber.

Disini gue dapat pelajaran besar banget. Dari joko playboy yang setia. Ini pertanyaan gue kenapa gak ada cewek yang merasa nyaman dideket gue. Ya karena gue tipe orang yang terlalu agresif. Masalah ketampanan memang jadi nomer sekian. Yang utama adalah rasa nyaman yang bisa diberi seorang laki-laki terhadap wanitanya. Tak perduli jika cowok tersebut sejelek gorila negro bergigi ompong. Namun, jika wanita sudah tersentuh hatinya dengan rasa nyaman. Wajah gorila negro bergigi ompong bisa berubah menjadi leonardo dicaprio. Pake topeng kelessss.

Gue emang telah mendapat pukulan telak dari joko. Namun, setidaknya gue bersyukur jika joko tak memberikan wejangan seperti ini, mungkin gue bakal terus menjadi cowok agresif terhadap wanita. Dan sekarang gue bisa tidur nyenyak dari saran-sarannya joko. Walaupun gue kagak cebok dari mencret gue tadi.

Kamis, 12 Maret 2015

Outline oh outline

Outline oh outline. apakah skema menulis itu mesti menggunakan outline ? Apa outline itu seperti jantung yang berdetak pada diri manusia ? Gue gagal paham. Mungkin ceritanya seperti begini. Lo merencanakan perjalanan ke luar kota tanpa persiapan seperti tiket kendaraan, perlengkapan, bahkan uang yang seadaanya. Berarti outline bisa disimpulkan seperti ini ; mengatur penulisan agar sesuai alur dan tak jauh dari topik yang bakal diceritakan. Gue muntah belajar beginian.

Memang setiap hal yang pengen gue tulis dan pas tulisan itu telah selesai gue buat ternyata jauh dari pemikiran gue yang pertama. Intinya kagak ngena pada topik yang gue inginkan diawal. Padahal gue udah serius buat nulis sesuatu eh malah jadi nulis maju mundur cantik. Memang gak gampang memfokuskan dalam satu topik atau tema awal. Namun, dengan adanya outline setidaknya jika gue menulis seusuatu bakal berjalan pada porosnya. Contohnya begini, Gue nulis sesuatu, gue pake outline, dan gue gak bakal melenceng, gue bakal nulis sesuatu yang ada dihatimu sesuatu juga ada dalam jiwamu. Jadi gak bakal lo nulis sesuatu maju mundur cantik. Halah gak mudeng yak, Sekarang yang baca muntah berjamaah.

Ya intinya lo cari aja deh di googling dulu tentang outline. nanti lo bakal nemuin jawaban dari tulisan gue kali ini. gue gak bisa ngebahas itu karena gue aja lagi belajar (sambil muntah pula). nanti kalo lo udah dapet jawabannya kasih tau gue ya. terus ajarin gue biar gue gak muntah-muntah lagi. Udeh jangan dibaca lagi artikel busuk ini. Karena lo gak bakal dapet solusi tentang outline. Jadi gue kasih referensi di googling aje sob. Sudah dulu ya, gue mau muntah lagi nih, sepertinya pusing pala babi.... -_-


Rabu, 11 Maret 2015

Ada Kamu Membayangi Kehidupanku

Pernah aku mencoba menghindar dari pemikiranku tentang kamu. Mencoba menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang melupakanku tentangmu. Atau sekedar berlibur keluar kota, menikmati alam bebas hanya untuk merefresh otak yang terlalu sering menghadirkan tentang kamu. Namun, usahaku untuk mengelak dari bayangan kamu seakan sia-sia belaka. Berbagai kesibukan yang aku lakukan itu hanyalah menghilangkan dirimu sesaat. Dan ketika kesendirian melanda, kamu kembali hadir mengusik kehidupanku lagi.

Aku paham kerinduan ini menderaku. Karena rasa cinta yang semakin dalam membuat kerinduan mengalir deras dipikiranku. Membuat aku berkutat pada butanya kerinduan. Kerinduanku hanya padamu. Sejujurnya tak mengapa jika aku selalu teringat tentangmu. Rasa cinta memang tak pernah pandang apapun. Itulah yang aku namakan buta dalam merasakan. Namun, ketika aku harus terus memikirkan kamu yang selalu membayang dikehidupanku. Membuat apa yang akan aku lakukan tak lagi menjadi fokus. Dan hal itu membuat aku benci. Benci ketika kamu selalu menguntit kemana aku melangkah.

Aku fikir setelah kita putuskan untuk tak lagi bersama, aku bakal bisa melupakanmu dengan mudah. Ternyata, semua prediksiku meleset jauh. Bayang-bayang tentang kamu terus saja menghantui diriku. Aku pernah mendengar kabar tentangmu. Kamu telah menemukan seseorang untuk menggantikan aku disisimu. Aku turut bahagia mendengarnya. Namun tetap saja rasa cemburu masih saja mengiringi hatiku. Aku masih saja menyimpan sisa cinta lama kita. Dan, rasa cemburu itu hasil buaian sisa cinta tersebut.

Maafkan jika aku tak bisa meninggalkan kebiasaan malamku berbalas chat denganmu. Maafkan aku yang sering menguntitmu dengan rasa cemburu yang dalam. Biarkan aku selalu merindukan kamu. Aku tak akan mengganggumu sampai kapanpun. Aku pastikan kamu tak akan terusik dengan itu. Dan rasa rindu yang aku tanam biarkan pudar termakan angin malam. Walau tak akan aku pastikan sampai kapan semua ini berakhir. Yang pasti, saat ikhlas yang aku tanam nanti membuahkan hasil. Kelak aku bisa melupakanmu sepenuhnya dan menggantimu dengan seseorang yang baru untukku.

Tentu aku tak akan melupakanmu begitu saja. Aku akan membangun sebuah history yang ku sebut dengan kenangan. Disitu aku akan membuka lembar demi lembar kisah kita dimana aku sedang merindukan kamu kelak. Disaat kita mulai saling melupakan.

Senin, 09 Maret 2015

Paris Kota Sejuta Cinta

  
Sumber foto : muslimahpw.blogspot.com 
 

Jika aku ditanya tentang tempat apa yang ingin sekali aku kunjungi pastilah tak banyak perbedaan dengan kebanyakan orang. Paris, Ya, kota sejuta cinta tersebut memang membuat orang berdecak kagum dibuatnya. Keindahannya membuat berjuta orang memimpikan untuk bisa hadir disana. Tentunya bersama mereka yang tercinta.

Dan jika aku diberi kesempatan berjumpa dengan paris, aku hanya ingin kamu mendampingiku. Menikmati indahnya lampion-lampion kota. Menghirup udaranya. Meneguk dinginnya. Walau angkuhnya kota menerkam kehangatan. Dengan tanganmu lah penawar rasa dingin malam itu. Aku akan menghabiskan sepanjang malam denganmu. Kerlap-kerlipnya memberikan sensasi haru diraut wajahmu. Disitu aku melihat kebahagiaan terbesar. Karena kamu berada dimimpiku.

Ketika itu aku hanya ingin menara tecantik didunia itu menjadi saksi cinta kita. Aku hanya ingin memandangnya dalam-dalam bersamamu. Aku juga akan memasang gembok dipagar love lock. Dan membuang kuncinya kedalam sungai seine. Konon katanya, pagar tersebut  menandakan kisah cinta yang abadi bagi dua orang yang menjalin asmara. Seperti gembok tersebut yang telah terkunci rapat. Aku tak paham dengan mitos konyol itu. Yang jelas aku hanya ingin berpartisipasi dengan budaya yang cukup menarik itu. Walau doa tersebut masih tetap sama. Semoga aku bisa abadi bersama kamu.

Aku tau ini hanya impian yang sulit dimengerti. Karena peradaban kampung halamanku dengan paris sungguh amatlah berbeda. Tak mengapa untukku jika bermimpi amatlah tinggi. Walau impian terbesarku hanya cukup kamu berada dikehidupanku kini dan nanti. Tak ada embel-embel tentang paris. Namun, jika memang aku diberi kesempatan bisa berada diparis bersamamu. Aku akan melakukan sesuatu untukmu. Aku hanya ingin berada dititik tertinggi menara eiffel bersamamu. Meneriakan ungkapan yang sederhana sekeras mungkin. Bahwa aku sungguh sangat mencintaimu. Agar seluruh eropa tau, bahwa sesungguhnya aku hanya ingin bersamamu seumur hidupku.


Notes : sedang bersenang-senang dengan @kopilovie dan @miss_zp di #tantangan menulis No.9

 

Minggu, 08 Maret 2015

Hari Pengharapanku

Sisa kehidupanku kini berkurang kembali. Tubuhku semakin menua. Ragaku kini tak semenarik kemarin. Aku yang sekarang memang sudah harus menunjukkan kedewasaanku. Masa mudaku kini telah beralih. Setengah abad lebih aku mengarungi kehidupan ini dengan lika-liku cerita. Walau masih belum banyak yang bisa aku petik untuk menjadi pelajaran berharga dan menjadi bekalku disisa perjalanan hidupku kedepan. Namun asam manis kehidupanku sebelumnya akan terus selalu aku jaga diingatan. Itu caraku menghargai waktu. Kini memang usiaku telah berkurang. Namun aku punya pengharapan besar disisa perjalananku kedepan.

Diusiaku yang bertambah ini, aku punya satu pengharapan besar dari banyak harapan yang aku susun rapi. Menikah. Ya, karena salah satu impianku kini hanyalah itu. Pengharapan disisa kehidupanku adalah menghendaki kehidupan baru. Menikah adalah caraku membuktikan cinta. Dengan menikah, aku menghalalkan seseorang. Mengarungi kehidupan kita bersama. Saling menjaga, saling setia, saling mengerti satu sama lain. Aku memilih menikah dalam pengharapan ulang tahunku kali ini karena aku tak ingin lagi membanding-bandingkan seseorang yang aku cinta dengan yang lain. Memilah-milah dengan pemikiran dangkalku. Aku hanya ingin menikahinya dengan sudut pandangku kini. Agar fokusku padanya hanya untuk satu tujuan. Bisa menjaganya dan mencintainya sepanjang hidup. Hingga waktu senja kami tiba.

Jelas sudah alasanku menikah yang aku jadikan make-wish pertambahan usiaku tahun ini. Mengingat ini adalah usiaku yang beranjak ke 27th. Usia yang seharusnya sudah dimantapkan dengan hubungan pernikahan. Semoga Allah mengabulkan segala pengharapanku secepatnya. Dan untuk hari ulang tahunku kini, aku harus lebih bisa menghargai waktu, membagi kasih sayang dan memahami cinta yang mengalir dari mereka-mereka yang tulus.

Happy birthday untuk aku yang ke 27th. Semoga selalu dalam keberkahan dan kelimpahan kasih sayang dariNya.

Barakallahu fii umrih,,,,
Hope, Allah bless me,,,

Merdiansyah setiadi
8 march 1988

Jumat, 06 Maret 2015

Aku Tidak Seromantis Yang Kamu Harapkan

Aku memang tidak seromantis yang kamu kira. Bahkan untuk mendikte tentang kata-kata prosa untuk aku lontarkan padamu saja aku sulit. Jangankan untuk itu, aku bahkan sering terdiam sesaat ketika aku telah kehabisan bahan omongan untuk kamu. Membuat semuanya menjadi sunyi senyap, garing dan pastinya kamu bakal terasa jenuh ketika menjalani satu titik ini ketika bersama aku. Romantis seakan jauh dari sifat aku yang begitu urakan ini. Kata yang tepat dan mungkin hal itu yang membuatmu jenuh mengharap aku bersikap romantis dalam saat-saat yang tepat. Saat hatimu mulai diselimuti rasa manja berlebih, membuatmu ingin dupuji dan memaksakan aku menjadi seorang pujangga yang pandai merangkai kata.

Aku paham betul soal kemampuanku itu. Aku mungkin bisa saja bersikap romantis seperti yang kamu harapkan itu. Aku bisa saja mempraktekan film drama yang membuat hatimu tersentuh. Namun, aku sadar aku bukan seorang yang begitu profesional dalam masalah ini. Romantis memang jauh dariku yang lebih suka dalam pribadi yang melucu. Ya, aku lebih mengenal diriku yang urakan, bercanda sana sini, dan menciptakan bahan lelucon yang akan aku lontarkan demi kesenangan bersama. Aku lebih mengerti komedi dari pada roman dalam sebuah film. Dan ini jelas berbeda. Namun, jika memang kamu meminta aku untuk bersikap romantis, aku akan berusaha semampuku. Walau aku pastikan kisah romantis yang akan aku ciptakan nantinya, tak seindah seperti apa yang kau lihat dalam sebuah film kesukaanmu itu. Dan, tentunya hening yang bakal aku berikan lebih dominan ketimbang romantis yang terlontar dariku.

Suatu kali aku pernah mencoba memberimu suasana romantis. Aku hanya ingin tahu seberapa jauh aku bisa bersikap romantis padamu. Aku pelajari semuanya hanya untuk kamu. Aku pelajari semua, dari mulai ungkapan-ungkapan yang manis hingga pada sesi pemberian bunga mawar nan indah. Dan aku hanya ingin mencobanya untuk kamu. Namun, memang tak seindah dengan apa yang aku banyangkan sebelumnya. Ketika aku baru berada dihadapanmu saja semua memori yang aku pelajari seketika lenyap. Mungkin senyum indah kamu yang membuat otakku mengalami amnesia sementara. Yang terjadi hanyalah hening, roman yang aku bangun dari jauh-jauh hari buyar seketika. Dan aku gagal, kamu mungkin kecewa.

Maafkan aku jika keinginanmu untuk bisa meromantiskan kisah cintamu tak terealisasi ketika bersamaku. Karena romantis itu jauh dari sikapku yang lebih menyukai komedi. Aku hanya bisa mengucapkan maaf. Maaf jika aku memang tak pernah terlalu serius soal cinta dan sebuah kata romantis. Kau memang mengharapkannya, menungguku hingga aku bisa bersikap seperti yang kau harapkan. Namun, jika saja kamu memberi pilihan yang mudah untuk aku. Aku akan memilih akan membahagiakan kamu dengan leluconku. Dan kamu bisa tertawa lepas bersamaku.

Kamis, 05 Maret 2015

Balada Kantor Gue

Muka ryan merah lebam seketika. Wajah lusuhnya itu dibaluti rasa malu. Sedangkan mereka dengan puas terbahak-bahak menertawakannya. Ryan orang yang selalu berpakaian tak pernah rapi tersebut memang digadang-gadang selalu dijodohkan dengan putri anak magang yang baru saja masuk ditempat kerjanya tersebut.

          " Katanya mau minta pin bb nya putri ? " Ucap anto, pria berkulit hitam itu melontarkan singgungannya pada ryan, Anto adalah teman satu ruangan dengan ryan.

          " Tadi katanya nanyain putri, sekarang diam saja " sahut lia salah satu anak magang yang juga teman dari putri. Tertawanya lepas.

          " Bohong putri, siapa yang bilang minta pin bb orang cuma minta Whattsap doank kok " Sangkal ryan sambil sibuk memainkan komputernya. Mereka tertawa terbahak-bahak seketika. Ryan menggaruk-garuk kepalanya. Sedangkan siputri menyibukkan diri tenggelam dalam ponselnya. Menahan malu.

          " Mana pin bb nya putri, kasian tuh pak ryan nanti kebawa mimpi " Lanjut anto dengan antusias. kali ini putri menoleh pada anto. Sesekali putri melirik ryan. Ryan masih disibukkan dengan komputernya.

          " Ciee merah mukannya pak ryan " sambut nadya anak magang yang juga teman putri dan lia. Ryan langsung memegang wajahnya dan menggosok-gosoknya berharap wajah merahnya memudar.

          " Jangan putri, jangan dengerin mereka " Sekali lagi sangkal ryan.

         " Tuh orang pak ryan nya gak minta " Jawab putri. matanya melirik tajam ryan. Ryan juga melakukan hal yang sama. Hingga mereka bertemu pada satu pandangan yang sama. Satu pandangan yang tajam dan kemudian dipatahkan dengan masing-masing kesibukan awalnya. Ryan dengan komputernya sedangkan putri dengan ponselnya. Mereka menahan malu.

          " Beneran nih gak mau, tadi pak ryan minta loh benaran put, dia aja yang sok jaim sekarang " Dengan mantap lia berucap. Ryan masih mengutak utik komputernya. Wajahnya mengernyit.

          " Orang pak ryan bilang gak koq tadi " Jawab putri simple.

          " Ntar nyesel loh, ntar kebawa mimpi loh " Ucap anto. Seketika mereka tertawa terbahak-bahak besama lagi. Sebelum akhirnya putri, lia dan nadya meninggalkan ruangan dan pulang.

Rabu, 04 Maret 2015

Kelakuan Generasi Muda Masa Kini

Akhir pekan kemarin, gue hanya sekedar mampir di sebuah taman di jakarta sesaat sebelum senja. waktu itu sekitar pukul lima sore. Taman yang cukup ramai dipadati oleh banyak orang. Memang sebagian anak muda banyak yang berbondong-bondong menghabiskan waktu akhir pekan mereka hanya untuk berkumpul. Banyak hal yang mereka lakukan ditaman ini. Dari mulai bersenda gurau, pacaran, keluarga yang sedang menemani sikecil bermain, sekedar bertemu komunitas, bahkan banyak dari mereka yang sedang bermain musik untuk menghinur hati yang lara. Walau masih saja banyak pengamen disini. Namun Suasana riuh senja disini tumpah ruah. Sedikit melegakan pikiran dari suntuknya Ibu kota yang padat.

Dari semua itu ada satu yang membuat mata gue terfokus pada dua anak muda tanggung yang sepertinya mereka sedang menjalin kasih. Gue jadi ingin membahasnya lebih lanjut. Mungkin sepasang kekasih tersebut masih berusia belasan tahun. Gue menerka mereka adalah anak yang masih duduk dibangku SMP. Wajahnya mereka berdua sungguh masih imut. Namun, kelakuan mereka berpacaran seperti layaknya orang-orang dewasa. Sungguh miris ketika gue paham dia sedang melakukan sesuatu hal yang intim sambil memindik-mindik suasana sekitar. Mereka duduk dibibir taman, sama seperti bibir-bibir mereka yang berkelana kemana-mana. Gue yang mungkin begitu asik memperhatikan mereka hanya bisa mengelus-elus dengkul tanda prihatin. Kadang gue melengos menatap awan seperti orang bego seketika pandangan gue diketahui mereka. Namun sekali lagi tanpa rasa malu, mereka melakukannya lagi berulang-ulang kali.

Melihat mereka berdua gue jadi inget masa SMP gue. Gue suka sama cewe temen satu kelas gue dan untuk bisa mendekati dia saja gue geger otak keringetan muka merah. Apalagi jika gue bisa mengatakan perasaan gue itu dan berpacaran dengan cewe yang gue cinta mungkin gue udah struk kejang-kejang. Tapi, melihat mereka yang dengan pede nya melakukan itu membuat gue semakin miris melihat generasi penerus bangsa ini. Bayangkan saja, manusia yang belom disunat seperti itu saja bisa menggunakan hawa nafsunya seperti orang dewasa. Bagaimana jika dia sudah mulai dewasa nantinya. Apa yang mereka lakukan itu bakal menjandi candu dan membawa kebiasaannya kemasa dewasa mereka. Takut-takutnya, yang harusnya otak mereka yang masih tokcer diisi dengan pelajaran justru malah terbalut candu dan melupakan kewajiban mereka. Sebab, sebagian dari mereka adalah penerus bangsa ini. Bayangkan saja, penerus bangsa ini sudah dirusak dengan buruknya sikap dan prilaku yang sudah terbiasa mereka lakukan.

Banyak penyebab kemungkinan dari mereka yang mempunyai prilaku buruk seperti itu. Mungkin karena televisi yang menjadi pedoman hidup mereka, lingkungan yang buruk pula, gadget yang super canggih, internet yang bisa mengkases apapun sesuka hati dan kurangnya pendidikan serta bimbingan dari orang tua. Hal tersebut yang memacu pola pikir mereka berprilaku buruk. Sebab pendidikan yang baik bagi mereka adalah sebuah contoh perbuatan yang baik dari orang sekitar. Jika yang mereka contoh adalah televisi yang banyak mengusung tentang percintaan, maka mereka pun akan melakukan hal yang sama. Ingat, otak mereka masih gampang untuk mengsave apapun yang mereka tonton atau lihat. Dari semua itu mereka akan mulai memperhatikan, memcoba, dan melakukannya berulang-ulang hingga terlahirlah candu. Sungguh miris guys.

Selain buat esensi nulis gue, ditaman ini gue juga banyak belajar. Tentang dua pemuda pemudi tanggung yang sedang mengadu kasih. Gue inget kalau gue masih punya adik yang umurnya dibawah dua sejoli itu. Dengan kejadian dari apa yang gue lihat tadi, gue berharap hal itu tak pernah terjadi kepada ade gue. Dan itu berarti gue harus menjaga sikap dan prilakunya agar bisa lebih baik. Dan pastinya gue yang jadi salah satu contoh dari apa yang mereka lihat. Maka dari itu gue harus punya prilaku baik yang setidaknya mudah ade gue cerna untuk djadikan contoh dalam kehidupan mereka. Semoga ade gue bisa menjadi pribadi yang lebih baik setidaknya dari abangnya ini. hehehe..!!!

Senin, 02 Maret 2015

Kampung Halaman Kita Sama

Kita pernah bercerita panjang lebar. Tentang apa yang kamu dan aku suka, tentang aktifitas kita, dan sesekali kita berdebat untuk hal yang tak penting. Kamu begitu bersemangat mempertahankan argumenmu, dengan lantang kamu ungkap semua fakta-fakta pendukung hanya untuk memenangkan perdebatan ini. Aku melihat kamu seperti seorang aktifis yang sedang berdemo didepan gedung MPR tahun 98 silam. Namun, aku senang bila berdebat denganmu. Aku bisa lebih leluasa memandang wajah cantikmu yang disibukkan dengan argumenmu itu. Dan seandainya kamu paham, berdebat denganmu adalah caraku agar bisa selalu dekat dengan kamu.

Ada satu hal yang membuat aku antusias saat berbincang dengan kamu. Dimana kamu menceritakan tentang kampung halamanmu. Kegiatan-kegiatan selama kamu berlibur dikampung halaman ketika lebaran tiba. Dan aku sempat tak percaya kita memiliki kampung halaman yang sama. Kamu pun demikian. Kita langsung antusias membicarakannya panjang lebar. Lalu kita larut didalam suasana asri desa tempat dimana orang tua kami sama-sama dilahirkan.

"Nanti kita pulang kampung bareng ya" ungkap dirimu. Aku masih ingat kata-katamu higga kini. Walau mungkin kamu tak pernah mengingatnya kembali. Aku sempat membanyangkan kita berdua melakukan perjalanan tersebut. Mungkin aku sungguh sangat bahagia bisa berada didekatmu. Ya, berada didekatmu lebih lama. Karena berada disampingmu selama mingkin itu adalah salah satu mimpiku. Namun kali ini hanya harapan. Kamu memang sudah bersamanya berbahagia disana. Tanpa pernah perduli lagi siapa aku.

Aku memang tak pernah punya keberanian untuk mengingatkan tentang kampung halaman kita padamu. Tentang kata yang sempat kau ungkapkan padaku. Namun, walau begitu aku tak akan pernah lupa dan berharap suatu saat nanti kita bisa berdiri bersama dikampung halaman kita. Oh iya, disana ada sebuah pantai yang terbilang indah. Aku akan mengajakmu kesana. Melihat sunset, menghabiskan senja, dan aku akan katakan sesuatu disana. Tentang perasaanku. Tentang apa yang selalu menjadi uneg-uneg yang telah lama terpendam. Bahwa aku merindukan senyum kamu yang dulu. Waktu kita masih membagi kisah yang sama. Kisah tentang kampung halaman kita.

Minggu, 01 Maret 2015

Melupakanmu itu Mengingatkan Aku Padamu

Pertama kali aku memutuskan untuk tidak lagi bersama kamu rasanya aku rapuh. Menghilangkan kebiasaan-kebiasaanku denganmu, ketika selalu ada kabar yang akan mengingatkan aku, bahkan pikiranku selalu menerawang cemas kamu dilain tempat adalah hal yang selalu menghantui aku. Aku seperti tak pernah bisa lepas dari dirimu. Kamu sudah seperti bagian dari tubuhku. Sudah aku patri namamu di dinding hatiku. Jelas awal pertama aku melupakan kamu sungguh amat teramat sulit.

Mungkin kenangan-kenangan kita yang menghambat laju pikiranku untuk melupakan kamu. Karena kenangan itu selalu saja melekat erat diujung nadiku. Aku bisa saja melupakan kamu dengan mudah, namun melupakan apa yang sudah menjadi kebiasaan kita lakukan bersama adalah hal tersulit yang bisa aku lepas dari ingatan. Bahkan banyak hal yang sering kita lakukan dahulu masih aku jalani hingga kini. Itu bukti kenapa aku tak pernah bisa melupakan kamu seutuhnya. Namun, masa lalu itu biarlah aku simpan sebagai penyejuk ketika aku merindukan kamu.

Aku tak pernah berharap kamu akan kembali padaku. Aku juga tak ingin masa lalu kita akan terulang nantinya. Walaupun kamu sering ungkapkan pada mereka bahwa kesendirianku hingga kini adalah sebuah refleksi bahwa aku sulit melupakan kamu. Aku sadar itu benar, namun derita yang aku panggul cukup sakit jika aku masih menjalani hubungan ini denganmu. Patah hati yang aku rangkai mungkin sudah meninggi seperti apartement mewah. Dan itu alasan aku untuk tidak akan lagi berhubungan dengan kamu. Walau hati kecil menginginkan kamu kembali.

Kini sekarang ku dengar kabar kamu sudah bersama orang lain pilihanmu. Aku sudah tidak heran padamu walau jelas aku katakan kalau kamu terlalu bodoh. Dua tahun kita tak bersama, kau sudah berkali-kali berganti pasangan. Dan itu yang membuat kamu terlihat bodoh dimataku. Aku memang tak mau ambil pusing dengan gaya hidupmu yang seperti itu. Sesuka hatimu saja berekspresi dalam kehidupan kamu. Aku tak akan pernah ikut campur urusanmu kali ini. Walau masih saja dengan sebuah gelar mantan dari kamu yang membuat aku ingin mengetahui kabar kehidupan kamu setiap waktu.