Jumat, 17 Februari 2012

lemah hati

kadang terasa jika seseorang dalam keadaan yang terpuruk dengan batin yang labil membuat perasaan jadi tak tenang. mengerti arti seperti itu, membuat seseorang menjadi lebih mudah menangis dan luluh hati. disaat itu pula air mata menjadi deru seakan tak kuasa menahan hidup.

lebih tersentuh lagi apabila dengan lagu yang selalu dengan senandung lemah gemulai. mencerminkan hati yang sedang terang mendung temberang. gue selalu melihat tentang lika liku seseorang yang sedang down. semangat hidup yang menjadi sangat lemah membuat mereka tak fokus.

gue hanya ingin share tentang hal ini. untuk seseorang yang sedang dalam keadaan seperti ini. teruslah menangis. teruslah lo keluarkan semua uneg2 lo yang mungkin selama ini selalu mengganjal hati yang lara. keluarkan semua kalau perlu berteriak, gue yakin hal ini akan mengeluarkan semua kesedihan lo yang dalam. setelah itu mulailah berfikir kembali tentang malam yang malang namun selalu saja mengindahkan malamnya. berfikirlah tentang matahari yang setiap saat selalu dicaci karena teriknya namun selalu saja dai besahaja menemani hari2.

mulai berikan spirit, motivasi diri setelah kalian lewat dari lembah kesedihian. beri ruang cita-cita dan impian untuk bergejolak naik. seakan-akan tenggelamkan masalah lo tentang sedih. beri sedikit ruang itu karena anda akan merasa seakan-akan menaik semangat dalam diri.

kawan, sedih itu boleh. namun jangan berlalut. karena kita tahu. menghadapi masalah dengan sedih, akan membuat kita cendurung jadi penakut. so, berangkatlah naik menjadi seseorang yang lebih bersemangat.....

Peri Kecil Sedawai Mimpi

Jumat, 27 Januari 2012

“ Kado Ulang Tahun Terindah “



Sudah satu setengah tahun dia meninggalkanku. Aku menggenggam sepi atas rinduku padanya. Sesungguhnya diriku menolak untuk berpacaran jarak jauh. Tapi beasiswa itu yang memisahkanku padanya. Rendra memutuskan untuk mengambil kesempatan yang terbilang langka itu. Kesempatan untuk melanjutkan studi S2 nya di Universitas negeri di Yogyakarta.

Sebenarnya ini bukan kesalahannya. Semua karena cita-citanya, sampai harus meninggalkanku setelah enam bulan kita berpacaran. Kini hampir dua tahun kami jadian. Namun sudah lima bulan terakhir Rendra tak pernah mengabariku. Bahkan yang biasanya dia mengingatkanku untuk jangan tidur hingga larut malam. Kini tak ada lagi sms itu. Berkali-kali ku hubunginya, hanya untuk mengingatkannya kalau besok adalah hari anniversary kami yang kedua, yang juga bertepatan dengan hari ulang tahunku yang ke-22. Tapi tak juga Rendra membalas smsku.

"Aku ingat waktu pertama kali Rendra nembak aku." sambil tersenyum sipu aku melamunkan hal itu. Ketika itu Rendra membawa aku ketaman kota dengan ketujuh belas anak didiknya yang masing-masing ditangannya menggenggam balon gasnya yang bertuliskan huruf-huruf disetiap balonnya. Mereka mensejajarkan dirinya dengan susunan huruf dibalon-balon mereka hingga membentuk sebuah kalimat yang terindah dalam hidupku.

"RISYA AKU SAYANG KAMU." itulah kata-kata yang selalu kuingat di otakku. Rendra pun menegaskannya.

"Maukah kamu jadi pacarku!?" sebuah pertanyaan yang tak mungkin aku menolaknya saat itu. Akupun mengiyakannya.

Tapi kini Rendra menghilang bagai ditelan bumi. Dimanakah kau sekarang Ren? Aku cemas, aku rindu, jiwaku tercabik. Rinduku rindu setengah mati. Seperti yang dinyanyikan oleh D'Masiv. Apa yang kau lakukan disana sampai-sampai kau tak pernah mengabariku? Apa kau telah menemukan tambatan hati yang lain? Dengan segera ku sangkal pertanyaan itu. Rendra telah berjanji padaku akan selalu mencintaiku.

Hari ulang tahunku pun tiba. Seharusnya hari ini adalah hari bahagia dalam hidupku. Justru kado pahit yang aku terima. Tentang Rendra, tentang seorang laki-laki yang telah mengucapkan cintanya dua tahun yang lalu tepat pada hari ulang tahunku. Sesungguhnya aku hanya inginkan kejadian dua tahun itu singgah padaku hari ini. Namun Rendra telah menghilang. Aku bersedih, menangis hanya mengharapmu kembali dihadapku.

"Selamat ulang tahun, sayang!" mama mengucapkannya padaku.

"Makasih mah." ku balas ucapannya. Setelah itu aku dan mamapun berdoa tentang harapan dalam hidupku. Tak berselang lama, mama bertanya padaku. Pertanyaan yang canggung ku jawab, yang sulit untuk dibahas. Yang membuatku tertekan memikirkannya.

"Kamukan sudah besar, umur kamu semakin bertambah. Kapan kamu mau cari jodoh, kamu sudah harus memikirkan untuk menikah?" tanya mama padaku. Jelas saja mama tak tahu kalau aku sedang menjalin hubungan dengan Rendra. Dua tahunku berpacaran dengan Rendra, tak sekalipun aku mengenalkannya pada mama. Rendra selalu menolak jika aku ingin mengenalkannya pada mama. Alasannya sih simpel, dia belum siap. Terlebih dengan kepergiannya ke yogyakarta. Tak ada waktu lagi untuk aku bisa mengenalkannya pada mama.

"Aku masih ingin kuliah, ma!" tepisku pada mama.

"Iya tapi mau sampai kapan?" mama mendesakku dan melanjutkan pembicaraannya." Mama mau kenalkan kamu dengan anak teman mama" oh damp... Mama mau menjodohkanku. Kagetku bukan main.

"Enggak ah ma, aku ingin cari jodohku sendiri." sekali lagi tepisku pada mama.

"Tapi ini beda..!!" mama kembali merayuku.

"Beda bagaimana maksud mama?" tanyaku.

"Kamu kenal kok orangnya, dia Yoga, kak Yoga teman main kamu masih kecil dulu, masih kenalkan?" apakah benar ini. Kak Yoga. Masih jelas kuingat ketika aku kelas satu SD. Kak Yoga empat tahun lebih tua dariku. Dia begitu baik padaku. Tak jarang dia selalu menolongku saat aku dalam kesusahan. Dan yang paling aku ingat ketika hari ulang tahunku yang ke-7 dia berkata padaku, kalau dia akan selalu menjagaku. Tapi janji itu ternyata palsu. Dan sekarang dia kembali hanya untuk meletakkan janji itu diatas kepalsuannya.

"Bulshit." pikirku.

"Iya ma, tapi aku gak mau kalau dijodohkan seperti ini. Inikan bukan dijaman Siti Nurbaya lagi." aku menyangkal perkataan mama.

"Siapa yang mau menjodohkan kamu, mama cuma mau ngenalin kamu dengan kak Yoga kecil kamu dulu" mama mempertegas perkataannya.

"Oh...Iya ma, terserah mama saja..!" akhirnya aku mengalah dan mama pun mengundang kak Yoga dengan keluarganya kerumah nanti malam. Aku tak bisa menolaknya. Hanya saja aku memegang janji mama yang hanya memperkenalkan aku dengan kak Yoga kecilku itu.

"Kriiing....!!" handphone ku berbunyi. Dengan segera aku mengangkatnya.

"Halo... Siapa ini?".

"Benar ini Risya...?" dia menjawabku. Suaranya tak asing buatku. Sepertinya aku mengenal suara itu.

"Iya saya sendiri, maaf ini siapa ya?".

"Ini aku Ris, Rendra. Pacar kamu." benar dugaanku suara yang tak asing lagi buatku. Suara Rendra.

"Rendra, kamu kemana aja? Gak pernah ngabarin aku lagi. Aku kangen sama kamu. Apa kamu udah gak sayang lagi sama aku?" seketika itu juga aku menjawabnya dengan mataku yang mulai mengkristal. Rinduku terobati sedikit.

"Maafkan aku Ris, kalau aku gak pernah ngabarin kamu selama ini. Kamu apa kabar?" jawab Rendra dengan nada rendahnya.

"Aku baik Ren, kamu gimana?" sahut balikku.

"Aku juga baik Ris. Sekarang aku ada diJakarta."

"Kapan kamu balik Ren?"

"Seminggu yang lalu Ris."

"Kenapa sih kamu gak ngabarin aku kalau kamu lagi diJakarta. Kamu gak tahu apa perasaan aku kayak gimana. Sakit tahu gak..!" dengan kesal aku menjawabnya.

"Sekali lagi aku mohon maaf Ris. Panjang ceritanya. Kita ketemuan ya ditaman kota jam 5 sore. Nanti aku ceritakan semua."

"Ok Ren, nanti aku datang." jawabku.

"Ya sudah Ris, sampai ketemu nanti yah, love you..."

"Love you too..." Rendrapun menutup teleponnya. Senang ku bukan main. Hampir enam bulan tak ada kabar. Sekarang aku ingin bertemu dengannya.

"Akhirnya kado terindah itu datang juga..." kado...!!!? Ya Tuhan, aku lupa memberi tahu dia, hari ini kan tepat anniversary kami yang kedua. Kenapa aku bisa lupa? Ah mungkin karena saking senangnya aku hingga aku lupa akan hal itu. Apa aku bikin kejutan untuknya saja? Ide yang bagus. Semoga Rendra senang akan hal ini.

Jam 4 sore. Aku sudah berada ditaman kota. Sengaja aku datang lebih awal. Karena aku ingin mempersiapkan kejutan untuknya. Kejutan yang sederhana, tapi akan selalu mempersatukan cinta kita. Semoga kamu senang Ren atas kejutan yang aku buat ini.
Sudah jam 5 lewat 15 menit. Rendra belum juga datang. Kulirik keseluruh penjuru taman berharap mataku menemukannya. Tapi tak jua ku temukan. Mungkinkah Rendra berbohong padaku? Aku rindu kamu, Rendra. Tolong...!! datanglah Ren. Hatiku menangis.

"Risya..." suara lembut itu. Rendra dimana kamu? Ku lihat lagi ke sekeliling taman. Tak ada! Mungkin halusinasi ku saja.

"Risya..." suara itu lagi. Kali ini bukan halusinasi. Itu Rendra, dia datang. Dengan segera aku berdiri dari tempat dudukku dan langsung memeluknya.

"Rendra, kamu jahat. Sakit rasanya Ren. Aku gak bisa tanpa kamu. Kamu gak akan ninggalin aku lagi kan?" ucapku dengan terisak. Ditambah air mata yang telah membasahi baju dalam peluknya.

"Iya Ris, kita duduk dulu ya." bisik Rendra. Dengan tenang dan rasa simpatiknya dia memapahku.

"Ris... Aku...!".

"Oh iya, aku ada kejutan buat kamu?" aku memotong pembicaraannya. "Kamu lihat ya."

"Anak-anak ayo kesini." ku panggil mereka. Seperti halnya dua tahun yang lalu Rendra berikan padaku. Kali ini aku yang melakukan hal itu. Dengan kedelapan belas anak didikku yang masing-masing membawa balon dan mensejajarkan dirinya dengan balon-balon yang masing-masing mempunyai huruf-huruf dan membentuk suatu kalimat. "RENDRA AKU RINDU KAMU."

"Gimana Ren, bagus tidak." tanyaku pada rendra.

"Bagus Ris, ba... gus... sekali, hal yang pernah aku lakukan dulu, kini kamu membalasnya." masih dengan suaranya yang berbisik itu rendra menjawabku. "Tapi... Ris... aku...".

"Oh iya, mumpung kamu disini, sekarang aku mau kenalin kamu sama mama aku." sekali lagi aku selak pembicaraannya. "Mama mau mengenalkan aku sama anak temannya, dia teman kecil aku dulu, sepertinya mama mau menjodohkan aku dengannya. Tapi aku gak mau, aku gak bisa hidup tanpa kamu. Aku sayang sama kamu Ren. Aku ingin kamu kerumahku. Supaya mama tahu kalau aku sudah punya pilihan lain, yaitu kamu." jelasku padanya. Sambil kumanjakan diri dengan mensandarkan kepalaku ke bahunya.

"Mama kamu benar Ris, kamu harus taat sama dia." ucap Rendra. Sesaat ku angkat sandaranku padanya.

"Maksud kamu apa Ren?" heranku mendengar ucapannya.

"Kita sudah tidak cocok lagi, aku gak bisa pacaran jarak jauh, aku ingin kita...!!! Putus..." apa...! penjelasannya mengguncang ragaku. Hatiku tercabik, bagai sebilah pedang menusuk tepat dijantungku.

"Enggak Ren enggak...!! Aku gak mau putus sama kamu." jawabku terisak pilu. Air mataku menetes.

"Salah ku apa? Aku sudah rela berkorban untuk kamu. Sampai-sampai saat kamu melanjutkan S2 mu ke Jogja. Aku mengizinkannya walaupun hatiku menolaknya."

"Kamu gak salah Ris. Aku yang salah. Aku gak bisa pacaran jarak jauh." nada bicaranya meninggi.

"Gak mungkin, gak mungkin cuma karena jarak jauh ren, jelasin Ren, kenapa kamu mutusin aku."

"Oke...oke...asal kamu tahu, bukan masalah jarak jauh. Tapi karena aku sudah menemukan cinta sejatiku. Ris, maafkan aku Ris, dan terima kasih karena kamu adalah pacarku yang terbaik. Jaga diri kamu...!!" setelah berucap Rendrapun meninggalkanku.

Aku hanya bisa menangis, bersedih tanpa batas atas lukaku dihati. Rendra adalah orang terkejam yang pernah aku temui. Kali ini sakit, sakit rasanya hati ini. Aku patah hati. Cuma menangis yang bisa kulakukan saat ini. Menangis menyesali dua tahunku berpacaran dengannya. Menangis untuk menerima kado terpahit yang telah ku terima dari rendra.

Sepulang aku kerumah. Dengan perasaan yang dalam atas penghianatan Rendra padaku. Kulihat mereka telah datang. Kak Yoga sekeluarga. Tanpa salam aku tak menghiraukan mereka semua dan langsung masuk kekamar. Ku hentakkan tubuhku kekasur. Air mataku terjatuh. Lagi-lagi yang terfikir Rendra.

"Kamu jahat Ren. Tapi aku sayang kamu." itu sepenggal kisah dihatiku bergulat. Tak bisa kulepas.

"Kamu kenapa Ris?" tanya mama padaku Setelah melihatku menangis.

"Gak apa-apa ma, cuma kelilipan." aku berbohong pada mama.

"Kelilipan...!!" mama langsung tertawa. "Mana ada kelilipan sampai tersedu seperti itu. Kamu habis putus sama pacar kamu ya." tanya mama padaku. Kok mama bisa tahu ya?.

"Kok... Mama tahu!."

"Mamakan juga wanita, mama pernah seperti kamu dulu."

"Benar itu ma?" tanyaku kembali.

"Iya benar, tapi mama tetap tegar karena mama gak mau dibilang wanita cengeng." cerita mama padaku.

"Tapi, rasanya sakit banget. Aku gak bisa setegar mama."

"Sini sayang." langsung saja aku bersandar di paha mama, dan mamapun membelai-belai rambutku.

"Rasa sakit itu pasti ada. Semua manusiawi. Tapi orang yang tegas adalah orang yang mampu menyimpan semua itu walaupun berat." jelas mama.

"Iya ma, aku jadi ngerti. Aku akan coba seperti apa yang mama katakana." aku ingin seperti mama, menjadi orang yang tegar.

"Sekarang kamu ganti baju ya. Terus kamu temui keluarga kak Yoga. Kamu mau kan?" rayu mama padaku

"Iya ma…."

Mereka sedang asik mengobrol tentang suatu hal. Kulihat mereka dari kejauhan. Tapi ada yang asing? Kak Yoga tak terlihat. Sepertinya hanya kedua orang tuanya saja. Lebih bagus seperti itu. Karena aku sedikit canggung kalau ada kak Yoga.

"Om... Tante..." sambil kuciumi satu persatu tangan mereka. Mereka meresponnya.

"Oh ini toh risya, sudah besar ya sekarang. Makin cantik lagi jeng. Yoga kalau melihat kamu naksir nih." kata ibu kak Yoga. Dia terlalu memujiku. Jadi malu aku.

"Ah biasa aja jeng..." ibuku menyahutinya.

"Risya ya, masih kenal sama om gak?" tanya ayah Yoga.

"Masih dong om." jawabku.

"Yah, biarpun dulu masih kecil, ingatannya sudah kuat loh. Anak siapa dulu!" dan merekapun tertawa setelah mendengar percakapan ayah itu. Kami mengobrol, bercanda dan tertawa tanpa kehadiran kak Yoga disini. Kata mereka kak Yoga akan menyempatkan mampir. Begitu ucap mereka.

"Jeng-jeng, kayaknya ada pengamen..!" ibu kak Yoga mendengarkan suara dari luar rumah. Sepertinya benar. Tapi aneh, kenapa malam-malam seperti ini ada pengamen.

"Iya, Ris coba kamu lihat deh." mama menyuruhku melihatnya.

"Iya ma..." aku langsung bergegas melihatnya. Ada yang janggal. Masa malam-malam ada pengamen. Tapi merdu, suaranya bagus. Lagu ini tak asing lagi buatku. Lagu dari D'Masiv - rindu setengah mati. Lirik-lirik itu menyentuhku. Aku ingat saat-saat aku masih merindukan Rendra.

"Aku... Rindu... Setengah mati kepadamu... Sungguh ku ingin kau tahu... Ku tak bisa... Hidup tanpamu... Aku rindu..." itu yang saat ini aku dengar.

Aku buka pintu rumahku. Ku lirik tepat seorang pria muda yang berdiri tepat didepan rumahku. Dia menangis sambil menyanyikan lagu itu. Kepalanya tertunduk dengan topi yang menutupi wajahnya. Begitu dihayatinya lagu itu.

"Risya..., aku rindu sama kamu...!" ucap orang itu sambil membuka topinya. Dan ternyata..., ternyata dia..., ternyata dia Rendra. Air mataku mengalir. Segera aku berlari kearahnya dan langsung memeluknya.

"Aku juga Ren." kata-kataku tercampur dengan tangis.

"Selamat ulang tahun, Risya..., dan juga hari jadi kita berdua." Rendra mengucapkannya. Rendra ingat ulang tahunku.

"Ternyata kau ingat semuanya, aku salah menilaimu Ren." sesalku.

"Sampai kapanpun aku akan ingat selalu." tegas Rendra.

"Oh iya Ren, aku mau kenalin kamu sama orang tuaku. Kamu mau kan?" pintaku pada Rendra. Semoga dia menyetujuinya. Ku lihat dia hanya tersenyum tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Enggak usah kamu kenalin juga mama sudah kenal." tiba-tiba dari dalam rumah. Mama menyahutiku.

"Apa kamu lupa siapa dia." apa maksud mama?.

 "Mama ngomong apa, sich? Ada apa ini Ren? Kok semua cuma senyum sich?" aku bingung, apa yang terjadi?.

"Rendra itu, kak Yoga kecil kamu dulu." mama menjelaskannya.

"Benarkah ini, Ren?" apa...! Rendra yang selama ini aku kenal, Rendra yang selama ini jadi pacarku, adalah... adalah... kak Yoga.

"Iya..., namaku Rendra, Rendra prayoga. Aku kak Yoga kecil kamu dulu. Kak Yoga yang akan selalu berjanji untuk menjagamu sampai kapanpun." jelasnya.

"Ini..., ini adalah kado ulang tahunku yang paling terindah." ucap syukurku.

"Belum semuanya Ris, kamu mau gak aku jaga dan aku cintai setiap saat?" tanya Rendra.

"Maksudnya?" aku bingung.

"Risya..., mau gak jadi istri dari Rendra Prayoga..." Rendra melamarku.
  
Terpaksa aku jawab IYA.

Fenomena patas pagi hari

Unik dah, beberapa kali setiap masuk pagi naek patas. Hampir semua penumpang menikmati perjalanannya dengan tertidur pulas. Ya mungkin karene meneruskan episode mimpi semalam tang tertunda. Xixixi....

Kalau dilihat-lihat. Ini udah menjadi suatu hal yang lumrah. Hal biasa yang sudah tidak perlu dibicarakan lagi. Dalam fakta 10 tahun terakhir memang seperti ini adanya. Dan menjadi bagian dari kehidupan mereka. Namun, dalam sisi lain. Hal ini sumpah unik dan begitu menggelikan. Mereka tertidur pulas tanpa memperdulikan dandanan yang sudah mereka persiapkan dengan rapihnya dirumah tadi. Mereka blak-blakan memamerkan sisi lain dari sifat aslinya dalam kesehariannya.

Memang betul kata pepatah. Kalau melihat kepolosan seseorang dengan tampang terlugunya. Lihatlah mereka dikala tidur. Urat-urat seseorang yang paling jujur akan tersirat dikala itu. Pasti kau akan tersenyum memandangnya. Mungkin karena berbedanya dalam sadar dengan tanpa sadar.

Hehehe.... Sekali lagi saya melihat ini adalah suatu hiburan khususnya buat diri saya. Memang gak munafik sih, kalau saya sama seperti mereka bila dalam keadaan yang sama. Pastinya saya juga ingin tidur nyenyak sebelum keberangkatan kerja saya. Namun sayangnya saya gak kebagian tempat duduk. Berdiri dah. Ckckck...

Kalau mau lihat fenomena seperti ini. Gampang kok. Pagi jam 6 s/d 8 pagi. Bergegaslah naek patas. Disitu pasti banyak terjadi. Tapi ada satu syaratnya. Harus beridiri ya jangan duduk. Kalau anda duduk, anda sendiri yang terkena virusnya. Hehehe....


 post by Emenk'Z ArticheL

Kamis, 26 Januari 2012

mimpi tanpa usaha

kawan, apa yang tersirat saat anda membaca judul yang diatas? pasti banyak yang befikir hal itu pasti tidak benar adanya. sesuatu hal yng diinginkan dan dicita-citakan pasti harus dan perlu dengan upaya serta usaha. memahami hal itu, gue mencoba mengajak berfikir dalam-dalam. mencoba berangan-angan.

ingat dengan segelas aqua yang dijual diberbagai toko dengan harga yang berkisar lima ratus rupiah. ya, dengan  bermimpi bapak utomo menghancurkan segalanya. tentunya dengan usahanya yang susah payah. membangun ideologinya untuk mengemban mimpinya keatas dunia. dan hal itu benar lah adanya. hingga saat ini, air minum dalam kemasan itu telah menjadi salah satu hal pokok penjualan. bahkan sebuah perusahaan asal prancis danone telah berminat dan membelinya. tidak hanya itu, banyak air mineral kemasan baru bermunculan, namun tetap saja banyak yang memanggilnya dengan sebutan aqua.

so berfikirlah.

satu contoh itu bisa menjadi patokan dimana benar adanya bila mimpi akan berhasil bila ada usaha yang mendampinginya. walaupun hasilnya kita tidak akan pernah tau kapan. namun tetaplah berfikir positif untuk bisa meraihnya. jadi mimpi tanpa usaha. kelaut aja lo... :D

 post by Emenk