Minggu, 22 Maret 2015

" Sendiri "

Malem minggu. Momok yang begitu menakutkan. Terlalu vulgar jika gue cerita tentang kesendirian gue sekarang ini. Ups..!! Sendiri.

Satu kata "sendiri" sekarang sudah menjadi sebuah sifat sindiran jangka panjang. Bahkan bisa dibilang penyakit akut berstadium 3 dari 4 berasaudara (sendiri, jomblo, single, kagak laku). Bahkan sebuah kata "sendiri" itu bisa lebih menakutkan dari para hantu yang bergentayangan. Hemm, bisa begitu ya, gue kadang gagal paham dengan  hal tersebut. Yang jelas dalam ranah tata pergaulan anak muda jaman sekarang ungkapan kata "sendiri" itu diidentikkan dengan hal yang harus benar-benar dijauhi. Kalau perlu itu menjadi hukum wajib. Bayangkan saja, "sendiri" yang berarti single saja sudah mengenaskan, apalagi ditambah dengan bully mereka. Cukup kejam bukan.

Gue jadi pengen ngebahas gimana orang yang mempunyai predikat sendiri ini mengarungi malam minggunya. Mungkin suram ya.

Mungkin bagi segelintir orang yang mempunyai predikat tersebut bakal jauh-jauh dari kata malam minggu. Bahkan mereka berharap malam minggu itu tak pernah ada. Jika kedapatan hujan di malam minggu. Itu adalah doa mereka yang terkabul. Karena orang yang teraniaya bakal langsung di ijabah oleh Tuhan.

Oleh karena itu, jikalau kalian tak ingin malam minggunya terganggu dengan hujan yang lebat dan berkepanjangan. Gue saranin jangan pernah nge bully orang yang berlabel "sendiri" tersebut. Gue tau kalian masih ingin menjalani kebahagiaan kalian di malam minggu. Itu sih hanya saran gue agar mereka tak mendoakan macam-macam di malam minggu. Tapi kalau kalian masih saja nge bully orang yang berlabel "sendiri". Gue gak bisa berkata apa-apa lagi kecuali satu kalimat.

" ya Tuhan, semoga malam minggu ini hujan lebat dan di sertai petir yang kencang "

Karena status gue juga sama dengan mereka "sendiri". Cukup mengenaskan bukan. -_-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu adalah harapan masa depan ku, Sadapppp :D