Senin, 02 Maret 2015

Kampung Halaman Kita Sama

Kita pernah bercerita panjang lebar. Tentang apa yang kamu dan aku suka, tentang aktifitas kita, dan sesekali kita berdebat untuk hal yang tak penting. Kamu begitu bersemangat mempertahankan argumenmu, dengan lantang kamu ungkap semua fakta-fakta pendukung hanya untuk memenangkan perdebatan ini. Aku melihat kamu seperti seorang aktifis yang sedang berdemo didepan gedung MPR tahun 98 silam. Namun, aku senang bila berdebat denganmu. Aku bisa lebih leluasa memandang wajah cantikmu yang disibukkan dengan argumenmu itu. Dan seandainya kamu paham, berdebat denganmu adalah caraku agar bisa selalu dekat dengan kamu.

Ada satu hal yang membuat aku antusias saat berbincang dengan kamu. Dimana kamu menceritakan tentang kampung halamanmu. Kegiatan-kegiatan selama kamu berlibur dikampung halaman ketika lebaran tiba. Dan aku sempat tak percaya kita memiliki kampung halaman yang sama. Kamu pun demikian. Kita langsung antusias membicarakannya panjang lebar. Lalu kita larut didalam suasana asri desa tempat dimana orang tua kami sama-sama dilahirkan.

"Nanti kita pulang kampung bareng ya" ungkap dirimu. Aku masih ingat kata-katamu higga kini. Walau mungkin kamu tak pernah mengingatnya kembali. Aku sempat membanyangkan kita berdua melakukan perjalanan tersebut. Mungkin aku sungguh sangat bahagia bisa berada didekatmu. Ya, berada didekatmu lebih lama. Karena berada disampingmu selama mingkin itu adalah salah satu mimpiku. Namun kali ini hanya harapan. Kamu memang sudah bersamanya berbahagia disana. Tanpa pernah perduli lagi siapa aku.

Aku memang tak pernah punya keberanian untuk mengingatkan tentang kampung halaman kita padamu. Tentang kata yang sempat kau ungkapkan padaku. Namun, walau begitu aku tak akan pernah lupa dan berharap suatu saat nanti kita bisa berdiri bersama dikampung halaman kita. Oh iya, disana ada sebuah pantai yang terbilang indah. Aku akan mengajakmu kesana. Melihat sunset, menghabiskan senja, dan aku akan katakan sesuatu disana. Tentang perasaanku. Tentang apa yang selalu menjadi uneg-uneg yang telah lama terpendam. Bahwa aku merindukan senyum kamu yang dulu. Waktu kita masih membagi kisah yang sama. Kisah tentang kampung halaman kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu adalah harapan masa depan ku, Sadapppp :D