Kamis, 04 Juni 2015

Rasa lelah dan mimpi yang besar

Ketika semua telah terlewati. Dan raga terasa begitu lelah di ufuk senja. Bunga-bungapun terkoyak bersama pusara yang jahanam dimalam hari. Gelap memang tak mengobati rasa lelah. Namun gelap bisa sedikit menenangkan jiwa. Dari sibuknya mecari subuah nama yang masih asing dimata mereka. Dari resahnya para penggembala yang lapar.

Terkadang aku ingin mencari sisi yang sulit dipahami. Kau mengerti atau kau akan tertinggal. Dimana aku bisa temukan ujung dunia ini berada ? Berapa lama aku bertahan dalam kemunafikan yang berkembang di kelopak mata dan mulut ini ?

Tak ada pertanyaan yang tak bisa terjawab. Meski masih begitu banyak opsi lain yang aku telan tanpa aku telaah sebelumnya. Sehingga dengan mudah tubuhku mencerna propaganda. Kebodohanku memilah dan menelaah  informasi terkadang membuatku jengkel sendiri. Memaksa aku untuk bekerja keras membeli kepintaran orang lain. Sedikit bumbu kemunafikan. Itu ungkapan kebencian yang aku tujukan untuk kebodohanku.

Mungkin lelah yang aku derita masih mengelayut mesra. Memasuki setiap rongga-rongga nadi. Menjalar hingga ketitik saraf yang fatal. Persetan dengan lelah ini. Mimpi yang aku punya jauh lebih besar dari rasa lelah yang tak ada gunanya. Sebab mimpi yang besar akan selalu berdampingan dengan lelah yang diderita. Biar ku beri tahu sedikit tentang rasa lelah dan mimpi padamu. Karena memang sejak dulu hingga kini, rasa lelah dan mimpi yang besar, adalah satu kesatuan dari keresahannya umat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu adalah harapan masa depan ku, Sadapppp :D