Jumat, 07 Agustus 2015

Jemu

Kamu terlalu lelah. Kamu terlalu asik bermain cinta dengannya hingga kini kau merasa jemu. Sekian lama kau asik memperkenalkan ia pada dunia. Membanggakannya ke setiap orang yang kau kenal. Seakan akan ia adalah pemberi mimpi yang kau rakit. Pemberi semangat di dalam asa. Aku paham saat itu ia begitu hebat dimatamu. Kau jadikan ia sumber kekuatan yang menyelimuti hari-hari kamu. Kau suka memperdebatkan dengan mereka yang menyuruhmu melupakannya. Namun aku paham, saat itu kamu diselimuti ribuan sayang yang menggelayuti pikiranmu. Apapun buruknya ia dimata orang, kau masih akan tetap menyayangi ia sepenuh hati.

Semakin hari semakin berbeda. Ia yang kamu bangga-banggakan kini mulai memudar. Cinta yang teramat dalam dihatimu perlahan menimbulkan banyak pertanyaan seiring berubahnya sikap. Kau seperti tercampakan. Padahal wanita sepertimu tak selayaknya diperlakukan seperti itu. Karena wanita itu adalah bidadari yang nyata. Kau hanya bisa pasrah. Jiwa dan ragamu tak hentinya menangisi hal yang tak pantas untuk kau tangisi. Kau kecewa. Kau terluka. Namun diasatu sisi kau masih teramat mencintainya.

Kini ia hilang entah kemana. Luka yang kamu derita semakin dalam. Semakin parah. Banyak orang yang ingin hadir hanya untuk sekedar menawarkan obat penyembuh luka. Namun kamu tak pernah menerima siapapun. Aku paham, sikapmu menolak mereka karena kamu memang telah benar-benar tercederai. Namun yang aku sesalkan adalah rasa sedihmu yang terlalu berkepanjangan. Tak hentinya kau melamun. Memikirkan seseorang yang jelas-jelas telah menghancurkan kamu seperti ini. Depresi yang kau derita tak bisa kau jadikan alasan untuk membuatmu terus menerus merenung. Seharusnya kau bangkit. Menjadi wanita yang kuat, agar ia yang telah melukai perasaanmu itu merasa begitu cemburu dengan ketegaran yang kau derita.

Aku paham tak semestinya aku berbicara seperti ini. Karena aku tak pernah benar-benar paham tentang isi hati seorang wanita. Namun sekali lagi aku tekankan. Berjuanglah untuk tegar. Lupakanlah masa lalu mu itu. Anggaplah sebagai satu pelajaran berharga dimasa mendatangmu. Bahwa kau mempunyai rasa dilema yang besar yang pernah terjadi didalam kehidupan kamu. Jangan seperti ini terus. Aku yakin, jika kau terus seperti ini, Ia yang telah membunuh perasanmu itu bakal terus tertawa. Ia merasa menang. Dan kau dicap sebagai wanita yang begitu lemah. Aku yakin kamu tak selemah itu. Kamu hanya perlu menangis sekencang-kencangnya dan bersedih se dalam-dalamnya. Setelah itu berdirilah, lalu katakan kepada dunia jika kau telah kembali dan melupakan kejadian itu. maka saat itu pula rasa jemu dan luka yang teramat dalam padamu akan padam dan hilang dengan sendirinya. Percayalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu adalah harapan masa depan ku, Sadapppp :D