Melupakan memang tak mudah. Banyak kisah yang masih tersirat
dari setiap perjalanan yang sudah kita lalui bersama. Kisah itu pula yang
membuat tidurku terkadang tak begitu nyenyak. Yang sesekali ingin mengulas masa
itu bersamamu. Aku tak pernah tau sampai kapan ini akan berakhir. Meski kini
aku akan selalu menjalani gundah yang terpenjara dihati. Walau begitu, aku
sungguh ingin menikmatinya sendiri. Karena rasa rindu yang aku punya, bukti
cinta yang masih tersisa dari kisah lama kita.
Kerinduan yang menjadi ganjalan ini terkadang menyiksaku.
Rasa ingin bertemu yang menggebu memang kerap kali menarikku untuk menemuimu.
Sulit rasanya membohongi rasa ketika perasaan pengganggu ini acap kali hadir.
Sumber kebodohan yang kita buat membuat kita saling merindu. Seperti sudah
menjadi karma bagi setiap sepasang anak manusia. Aku tak pernah menyalahkan
rindu. Yang aku tau manisnya merindu ada disaat aku benar-benar paham bahwa aku
sungguh sangat mencintaimu.
Mungkin sudah terlambat ketika aku mencoba memahami rasa
yang kita dera. Memahami disaat hati kita telah sama-sama tercederai satu sama
lain. “Kita memang tak sepaham” ketika emosi kita asik berbicara. Tak sadar kau
ku lukai, begitu juga sebaliknya. Namun, apa kau pernah ingat waktu kita pernah
satu misi dulu. Kita bahkan telah memegang janji untuk satu hati sehidup
semati. Keseharian kita tak lepas dari kata-kata puitis yang kita buat. Melalui
hari demi hari bersama. Saling menyapa kabar. Terkadang kau juga seseorang
motivator hebat yang seketika melecutkan semangatku. Aku tak akan lupa, meski
kini kau mungkin telah membuangnya seperti sampah yang tak berharga.
Sesuatu yang membuat kita berpisah memang tak akan pernah
membuat kita bisa bersama kembali. Aku memahami itu terlebih kau memang sudah
memiliki hati yang lain untuk menggantikan posisiku dihatimu. Hal itu yang
membuat aku menyesali perbuatan yang penah aku perbuat terhadapmu. Aku tak akan
mengetahui berapa lama lagi aku menanggung semua ini. Sampai kita bertemu lagi
kelak. Saat aku menemukan kesejukan disenyummu seperti dulu. Pada saat itu pula
kau bunuh perasaan yang sudah aku tata rapi dengan ribuan rindu yang kau bawa kembali.
hanya sisa rasa.... sendunya. :)
BalasHapusseneng baca yang kayak gini... hehe
*kasihtissu hehe makasih bang :) :)
Hapusmerindu kadang sakit juga, mer. :))
BalasHapusNamun memiliki sejuta cerita hebatnya erdi, lah ini kenapa dipostingan komentarnya sama ya :D :D
Hapusngahaha, iya yah, kenapa itu -__-
HapusMungkin derita kita sama om erdi, hahaha
HapusBaru pertama kali kesini, dan KERENNNNN :')
BalasHapusThanks bro udah mampir, makanya sering2, hehe :D
HapusDuh galau nih yee haha
BalasHapusTp gue lebih tertarik ke banner samping kanan, ternyata fans Parma ya hehe
Hahaha, iya bro, gw fans berat sama parma, namun sayangnya telah dinyatakan bangkrut :'(
Hapus